BUKAN
SALAH CINTA
OLEH : WINO
SARI
Penokohan
:
sri
: seorang ibu berumur 36 tahun
cinta
: seorang gadis berumur 17 tahun
Fatimah
: tetangga dari sri berumur 45 tahun
pak
RT
herman
: teman dekat sri
rendy : pacar cinta
polisi
1
polisi
2
( PAGI HARI YANG SEDANG MENUNGGU FAJAR MENYELIMUTI
SEBUAH PERKAMPUNGAN YANG TERLETAK DI PINGGIRAN KOTA, CINTA YANG MASIH TERTIDUR
PULAS TIBA – TIBA TERSENTAK KARNA MENDENGAR SUARA KETUKAN PINTU DAN TERIAKAN
YANG KERAS )
1.
FATIMAH
(
MENGETUK PINTU DENGAN) sri...sri... buka pintumu. sri.. aku tau kau ada di
dalam, buka pintunya.
2.
CINTA
(
MEMBUKA PINTU ) buk fatimah!ada apa ibu datang pagi – pagi begini mengetuk –
ngetuk pintu rumah orang.apa ibu bisa mengetuknya agak pelan sedikit?
3. FATIMAH
pelan..pelan.
mana ibu mu.( MENEROBOS MASUK )
4. CINTA
ibu
gak ada di rumah.
5. FATIMAH
hmm..
yang begini ni, anak sama ibu sama saja pembohongnya. kemana perginya janda
itu?
6.
CINTA
eh
ibu kalau ngomong tolong di jaga ya, apa maksud ibu berkata seperti itu, datang
pagi – pagi sudah marah – marah, yang seharusnya marah itu kan saya karna ibu
telah mengusik kesenangan orang pagi begini sampai – sampai menghina saya dan
ibu saya. lebih baik ibu pergi dari rumah ini sebelum saya berteriak agar semua
warga tau bahwa ibu telah mengganggu saya.
7.
FATIMAH
berteriak lah, ayo berteriak, biar semua warga
di sini tau tentang apa yang telah di lakukan oleh ibumu.
8.
CINTA
sudah
ku katakan ibuku tidak ada di rumah, memangnya ia berbuat apa kepada ibuk?
9. FATIMAH
suamiku
tidak pulang semalaman. pasti kalian menyembunyikan ia di sini, mana dia?
Dimana kalian sembunyikan suamiku ( MEMERIKSA SELURUH RUANGAN )
10. CINTA
hentikan
buk, hentikan, saya dan ibu saya tidak pernah menyembunyikan suami ibu di sini,
apa ibu pikir tempat kami ini penginapan untuk para suami tetangga?
11. FATIMAH
kenyataanya
memang begitu kan. Aku kenal siapa ibu dan semua warga di sini juga tau tentang
itu.
12. CINTA
hentikan
buk, saya anaknya buk. sayalah satu – satunya orang yang sangat mengetahui
tentang ibu saya jauh dari apa yang ibuk ketahui tentang dirinya.
13. FATIMAH
ya
tentu saja kau tau tentang ibumu, tentang kelakuannya yang selalu..
14. CINTA
sudah
cukup kataku. Ibuk kalau bicara hati – hati ya, saya bisa melaporkan ibu ke
polisi karna ibu telah menfitnah kami dan mencemarkan nama baik saya dan ibu
saya.
15. FATIMAH
Apa?
Mencemarkan nama baik kalian, ( TERTAWA KECIL) apa tidak salah bahwa aku yang
mencoreng nama baik kalian, eh cinta aku beralasan mencurigai ibumu.
16. CINTA
Apa
alasan ibu mencurigai ibu saya?
17. FATIMAH
Kau
tidak ingat pekan lalu pagi – pagi sekali aku datang ke rumah mu ini dan
melihat suami ku sudah enak – enakan minum kopi. Berarti dia menginap di sini
bukan?
18. CINTA
Eh
buk suamimu itu kemaren cuma mampir. salah ia sendiri mengapa pagi – pagi sudah
mampir ke rumah orang minta di bikinin kopi lagi. apa ia tidak pernah di
bikinkan kopi?
19. FATIMAH
Kalau
ngomong jangan sembarangan. kalian yang salah jika ia tidak di goda untuk datang
ia tidak akan datang.
20. CINTA
Mengapa
ibuk tidak tanya saja kepada suami ibuk, apa benar ia memang sengaja mampir ke
sini? ( MELIHAT MINAH DIAM TERPAKU ) kenapa? Apa ibuk sudah menanyakan ya? Lalu
apa yang ia katakan? Apa ia mengatakan bahwa dia memang sengaja untuk datang ke
rumah kami ini.
21. FATIMAH
Kamu
jangan sok tau ya!
22. CINTA
Harusnya
yang di salahkan itu suamimu bukan ibu saya. sekarang sudah jelas suamimu tidak
ada di sini dan kehilangan suamimu tidak ada hubungannya dengan ibuku.
23. FATIMAH
mm..
itu kan katamu, apa kau tau dimana ibumu sekarang ( MEMANDANG TAJAM KEPADA
CINTA ) tidak kan, kau sendiri saja tidak tau dimana keberadaan ibumu sekarang
ini.
24. CINTA
ibu
ku kerja.
25. FATIMAH
ya
tentu saja, aku juga tau ibumu kerja, bahkan semua warga dini juga tau bahwa
ibu mu bekerja, mm kasihan sekali bahkan gadis ingusan seperti kau hanya bisa
melihat apa yang di kerjakan ibu mu.
26. CINTA
(
MENGHELA NAFAS) apa maksud ibu? Ibuku bekerja di supermarket yang buka 24 jam,
jadi ia hanya mengambil jadwal kerja malam. Apa itu salah.
27. FATIMAH
sudahlah
jangan di tutupi, semakin kau menutupnya kau semakin sakit cinta.
28. CINTA
terserah
apa kata ibuk, jika tidak ada kepentingan lain lagi, ibuk silahkan pergi dari
rumah saya.
29. FATIMAH
tidak
kau suruhpun aku juga tetap akan pergi dari sini, ( MENGHELA NAFAS ) mm untuk
apa berlama – lama di rumah ini. ( KELUAR MENUJU PINTU )
30. CINTA
(
MELIHAT LANGKAH BUK FATIMAH YANG MENUJU
PINTU KELUAR, SETELAH IBU FATIMAH KELUAR, CINTA MENUTUP PINTU KEMBALI, IA
MENUJU KURSI TAMU DAN DUDUK DI SANA MEMANDANG SEBUAH FOTO YANG TERLIHAT GAMBAR
SEORANG GADIS DAN IBU, BERJALAN MENGHAMPIRI FOTO TERSEBUT HINGGA BERLINANGAN
AIR MATA TAK LAMA PINTU DI BUKA)
31. SRI
cinta,
sudah bangun? ( MENUTUP PINTU KEMBALI ) Ini ibu bawakan kamu serapan, kamu
pasti suka ini. ( MASUK KE DAPUR KEMBALI LAGI MEMBAWA SEBUAH MANGKOK, SENDOK
DAN GARPU ) Coba lihat ini makanan kesukaan kamu sayang.
(
CINTA HANYA DIAM MELIHAT TINGKAH IBUNYA YANG SIBUK DENGAN MAAKANAN YANG IA
BAWAKAN)
32. SRI
(
Menuangkan makanan ke dalam mangkok ) ini, ayo makan setelah itu berangkat
sekolah.
33. CINTA
cinta
sudah kenyang. ( DENGAN NADA TERTAHAN )
34. SRI
loh,
memangnya kamu sudah serapan? Ibu rasa ibu tidak masak kemaren. Ini makanlah
nak,ibu tau kamu pasti marah sama ibu karna ibu pulang pagi lagi ya?
35. CINTA
(
MENGHELA NAFAS ) cinta bilang cinta sudah kenyang bu?( DENGAN NADA TINGGI)
36. SRI
(
HERAN MELIHAT TINGKAH CINTA, MENCOBA UNTUK MENDEKATI CINTA ) ada apa nak?
37. CINTA
(
BERDIRI )cinta sudah kenyang bu, cinta sudah kenyang denga caci maki ibuk –
ibuk yang setiap saat datang kerumah kita ini untuk menanyakan suami mereka,
hanya untuk menghina kita buk, ingin rasanya cinta memuntahkan semuanya karna
rasa kekenyangan ini.
38. SRI
(
MENDEKATI SRI ) cinta.. ( MEMANGGIL PELAN DAN MEMEGANG BAHU CINTA) apa yang
mereka katakaan kepadamu?
39. CINTA
(
MELEPASKAN RANGKULAN IBU ) seperti biasa bu, tidak ada hal lain yang mereka
bicara jika datang ke rumah kita ini, hanya itu – itu saja yang mereka katakan.
Tadi ibuk fatimah tanya dimana ibu. Cinta jawab saja ibu masih bekerja di
supermarket yang buka 24 jam. Karna, jika cinta bilang ibu bekerja jadi
penyanyi di clup malam pasti ia lebih menghina kita lagi.
40. SRI
mm
dasar ibuk – ibuk sialan, berani – beraninya mereka memeperlakukan kita seperti
ini. Harusnya mereka itu sadar seharusnya yang di salahkan itu suami mereka
masing – masing. ( MEMANDANG CINTA ) cinta, kamu tidak usah terlalu
memikirkannya. sekarang pergilah sekolah nanti kamu terlambat.
41. CINTA
cinta
tidak mau sekolah cinta mau berenti saja.
42. SRI
(
MENGHELA NAFAS, MENCOBA MENDEKATI CINTA ) cinta kamu harus sekolah sayang,
jangan pernah berfikir untuk berhenti sekolah, apapun ibu lakukan agar kau bisa
sekolah nak, ibu hanya ingin kau mendapatkan kehidupan yang layak nantinya, ibu
tidak ingin nasibmu seperti ibu, kau harus sekolah yang tinggi agar mendapatkan
masa depan yang cerah. Kau paham itu.
43. CINTA
ya
untuk apa sekolah ? saat belajar pikiran cinta selalu terganggu, cinta tidak
bisa tenang buk, dan tidak kan pernah tenang jika kita seperti ini terus. Lagi
– lagi uang bulanan cinta menumpuk tiga bulan, iuran untuk praktek juga belum
di bayar. Lebih baik cinta keluar dari sekolah saja.dan kita pindah kontrakan
saja.
44. SRI
Pindah
kontrakan? Tidak, untuk sementara kita tidak bisa pindah, kita harus bisa
bertahan di sini.
45. CINTA
Bertahan
kata ibu, bertahan dengan caci maki para tetangga?
46. SRI
Cinta
kita belum bayar kontrakan, ibu akan melunasi uang kontrakan dulu sebelum kita
pindah dan untuk sekolah, ibu akan usahakan uangnya yang penting kamu jangan
berhenti, ibu..ibu.. akan berusaha minta gaji tambahan nantinya.
47. CINTA
Tidak
perlu, ibu pindah kerja saja, ibu kan bisa cari kerja tempat lain, jadi ibu
tidak harus bekerja malam hari dan
pulang pagi hari. ibu – ibu tetangga tidak akan curiga lagi kepada ibu, cinta
tidak minta lebih bu, yang cinta mau kita bisa makan dan minum itu sudah cukup.
pokoknya ibu pindah kerja
48. SRI
(
MENJAWAB RAGU) mm,, cinta ibu tidak bisa
pindah ke tempat karja lain, karna..mm..karna..gaji untuk dua bulan ke depan
sudah ibu ambil ,
jadi ibu tidak bisa untuk mengundurkan diri dari tempat kerja.
49. CINTA
ya
sudah kalau begitu biar cinta yang keluar dari sekolah.
50. SRI
cinta..
51. CINTA
memang
harus begitu bu, ibu bekerja mencari uang agar cinta bisa sekolah dan tercukupi
semua kebutuhan cinta, ia kan bu? mulai sekarang biar cinta yang bekerja
mencari uang.
52. SRI
nak,
apa yang kamu katakan, tolonglah mengerti dengan ibu , ibu peduli sekali dengan masa depanmu nak, ibu mohon
jangan hancurkan harapan ibu untuk mu. ibu sayang sama kamu nak.
53. CINTA
Kalau
ibu menginginkan cinta sekolah, ya sudah cinta tetap sekolah sambil bekerja
54. SRI
Kamu
tidak boleh bekerja sebelum tamat sekolah
55. CINTA
Tapi...
56. SRI
Sudah...
pergilah sekolah.. nanti kamu terlambat
(
CINTA MASUK KE KAMAR IBU, SRI MENUJU KURSI DUDUK TENANG DI SANA, MENGAMBIL
KOREK LALU MEMETIKKAN KE SEBATANG ROKOK , HP BERDERING)
57. SRI
Ya, halo. Ini baru saja sampai, tidak perlu nanti
saja, cinta belum berangkat sekolah, ya baik sampai jumpa
( MENUTUP TELFON )
(
CINTA KELUAR DARI KAMAR, BERPAKAIAN SERAGAM SEKOLAH MASUK KE DAPUR KELUAR
KEMBALI )
58. CINTA
cinta
pamit bu, ( JALAN MENUJU PINTU KELUAR )
59. SRI
iya
sayang, hati – hati ya. Selesai sekolah langsung pulang, jangan pergi kemana –
mana.
(
BERJALAN MENUJU PINTU, MENGINTIP KE JENDELA , MENGARAH KE RUANG TAMU
MEMBERSIHKAN DAN MERAPIKAN RUANGAN SAMBIL BERNYANYI – NYANYI KECIL, TAK LAMA
PINTU DI KETUK)
60. SRI
Eh
pak RT, silahkan masuk pak.
61. PAK
RT
O
ya..ya.
62. SRI
Silahkan
duduk pak, Pak Rt mau minum apa pak?
63. Pak
RT
Eh
tidak usah repot – repot sri, saya datang Cuma sebentar kok.
64. SRI
Eh
jangan begitu pak, tidak baik tamu datang gak di kasih minum.
65. PAR
RT
Ya
sudah kalau begitu air teh saja.
66. SRI
Kalau
begitu saya ke dapur sebentar ya pak.
(
SRI MASUK DAPUR DAN KELUAR KEMBALI MEMBAWA SECANGKIR TEH DAN MELETAKKANNYA DI
ATAS MEJA TAMU TEPAT DI HADAPAN PAK RT)
67. PAK
RT
Terimakasih
sri, tadi saya ke kantor lurah dan lewat di depan lalu saya pikir tidak ada
salahnya jika mampir sebentar ke rumah dek sri, betul tidak ?
68. SRI
Owh,
jadi bapak datang hanya untuk sekedar mampir, tidak ada hal yang lain begitu ?
69. PAR
RT
O...mm..
sebenarnya ia, eh tidak juga, o saya memang ada perlu dengan dek sri, ya
beguitulah kira – kira.
70. SRI
(
MEMANDANG HERAN ) silahkan di minum tehnya pak.
71. PAK
RT
Benar
– benar mantap teh bikinin dek sri ini, kalau saja saya bisa minum teh seperti
ini setiap harinya, saya pasti akan
72. SRI
Ah
bapak jangan berlebihan memuji, teh buatan istri bapak pasti tidak kalah
enaknya dengan teh buatan saya
73. PAK
RT
(
TERTAWA KECIL ) dek sri ini kok malah memuji istri saya.
74. SRI
O
ya pak, kalau kedatangan bapak ke sini untuk menangih uang kontrakan, saya...
75. PAK
RT
Oh....
tidak.. tidak, kedatangan saya bukan untuk menagih uang kontrakan, saya juga
tau pasti uangnya belum ada bukan?
76. SRI
(
GUGUP ) itulah masalahnya pak, saya jadi segan sama pak rt dan buk rt.
77. PAK
RT
Ah,
tidak perlu segan, saya juga tau keuangan dek sri, saya tidak terlalu
membebankan, yang penting dek sri bertahan tinggal di rumah ini dan..
78. SRI
Dan
apa pak rt?
79. PAK
RT
(
PAK RT MENJADI SALAH TINGKAH ) o tidak, kalau begitu saya permisi dulu. Lain
kali saya akan mampir.
80. SRI
O
ya..ya baik pak rt.
(
MENUTUP PINTU KEMBALI SRI BERJALAN KE ARAH DAPUR TIBA- TIBA PINTU DI KETUK
ORANG, SRI MEMBUKA PINTU)
81. SRI
(
KAGET) mas herman!
82. HERMAN
Kaget
ya, beberapa hari ini kau tidak mengangkat telfon, makanya aku datang kemari.
83. SRI
(
GUGUP) masuklah dulu
84. HERMAN
(
DUDUK DI KURSI TANPA BASA-BASI, MEMANDANG PERNAK – PERNIK YANG ADA DALAM
RUANGAN ) kok sepi? Kau pasti sendirian di rumah. Kenapa berdiri saja? Kau
takut akan kedatangan ku!
85. SRI
Tidak,
aku..
86. HERMAN
Sudah
jangan takut, aku kesini tidak menagih
hutang
87. SRI
Hutangmu
akan segera ku bayar, kau tenang saja, setelah hutangku lunas jangan datang ke
rumahku lagi.
88. HERMAN
Sri..
sri hati – hati dengan ucapan mu itu, kau tau siap aku bukan, aku akan
melakukan apa pun demi mendapatkan kemauan ku sendiri ( TERTAWA KECIL ) aku
bisa saja mendapatkan kau dan anak gadis mu itu ( PIIMPONG)
89. SRI
Jangan
pernah sentuh dia!
90. HERMAN
Kenapa? Kau takut ya,
aku hanya bercanda sri, maksudku aku bisa saja mengawini mu dan menjadikan
cinta sebagai anak ku.
91. SRI
Tidak.. itu tidak akan
terjadi, aku tau siapa kau mas! Kau srigala , srigala yang setiap saat mencari
mangsa, aku tidak akan pernah melepaskan anak ku kepada mu sekalipun kau
jadikan ia sebagai anak, kau mengerti!
92. HERMAN
Sri..sri seharusnya kau
bersyukur ada orang yang mau mengawini perempuan seperti dirimu.
93. SRI
Aku lebih baik tidak
pernah kawin lagi dari pada harus hidup dengan lelaki seperti dirimu!
94. HERMAN
Sungguh penolakan yang
luar biasa sekali, ( MENDEKATI SRI ) jika kau menikah dengan ku, hutang mu akan
ku lunasi kau tidak lagi harus bekerja tiap malam di clup, dan semua biaya
sekolah dan hidupnya cinta akan ku penuhi. Kau juga bisa berusaha hidup rukun
dengan istri dan anakku. Ayo lah sri! Pikirkan baik – baik.
95. SRI
Harus
berapa kali aku mengatakannya mas, aku tidak mau!Lebih baik mas pergi aku sudah
putuskan untuk tidak lagi bertemu dengan kau, kau punya istri dan anak – anak
juga kan mas, mereka lebih membutuhkanmu. kau boleh pergi sekarang.
96. HERMAN
(
MENCOBA MENDEKATI SRI DAN MERAYU ) Wah..wah.. ternyata kucing betina ku ini
sudah bisa mengaung seperti harimau.
97. SRI
Mas,
sudah ku katakan berulang kali jangan ganggu aku lagi, dan jika kau
bersikap seperti ini karna aku memiliki
hutang kepadamu, aku akan lunasi secepatnya.
98. HERMAN
Jangan
seperti itu sri, aku kenal siapa dirimu, aku tau kau sangat membutuhkan ku,
kemarilah sayang ( MENCOBA MERANGKUL SRI TAPI SRI BERUSAHA UNTUK MELEPASNYA,
TIBA – TIBA CINTA MASUK )
99. CINTA
(
TERCENGANG MELIHAT IBUNYA BERPELUKAN DENGAN SEORANG LELAKI ) ibu.
100.
SRI
Cinta!
( KENAPA KAMU PULANG LEBIH AWAL SAYANG )
101.
CINTA
Apa
yang ibu..
102.
SRI
Sayang
ini tidak seperti yang kamu bayangkan. Dengar penjelasan ibu dulu ( MENCOBA
MENDEKATI CINTA)
103.
CINTA
(
MENUNJUK KE ARAH HERMAN ) Siapa dia bu?
104.
SRI
Dia..dia..
105.
HERMAN
O
ini ternyata anak mu sri, tidak jauh beda dari yang kamu ceritakan ( MEMANDANG
SRI ) seorang gadis, cantik sepertinya sebaya dengan...
106.
SRI
Cinta
kenalkan ini teman ibu, kamu bisa panggil dia om herman.
(
HERMAN MENJULURKAN TANGANNYA KEPADA CINTA, CINTA TETAP DiAM MEMANDANG TAJAM
HERMAN )
107.
CINTA
Om
herman ? ibu sepertinya kita harus bicara.
108.
SRI
Cinta..
kamu mau bicara apa sayang, kenapa kamu pulang lebih awal? ( MENATAP DAHI CINTA
) dan kenapa dahi kamu?
109.
CINTA
Cinta..
cinta tadi... sudahlah nanti saja kita bicara bu.
110.
SRI
Tunggu
dulu sayang ( CINTA MASUK KAMAR )
111.
HERMAN
(
MENENANGKAN SRI ) sudah.. nampaknya ia kelelahan.
112.
SRI
Keluar
kau mas !
113.
HERMAN
Loh,
sri.. ayolah jangan begini...
114.
SRI
Aku
bilang keluar.
(
HERMAN MENATAP TAJAM SRI, IA MENUJU PINTU KELUAR )
115.
HERMAN
Bayar
semua hutang mu, kalau tidak kau akan terima resikonya.
(
SRI MENUJU KAMAR CINTA DAN MENGETUK – NGETUKNYA )
Cinta...cinta...
ibu mau bicara, keluarlah sebentar.
(
CINTA KELUAR DENGAN MEMBAWA SEBUAH KOPER )
Mau
kemana kamu cinta?
116.
CINTA
Cinta
mau pergi bu.
117.
SRI
Kamu
mau pergi kemana, kamu marah pada ibu, sayang semua ini hanya kesalahpahaman.
118.
CINTA
Kesalahpahaman
apa?
119.
SRI
Kamu
jangan pergi ( MENCOBA MENAHAN CINTA ) jika kamu menginginkan ibu untuk pindah
kerja ibu akan melakakukannya sayang, ibu janji ibu akan melakukannya, kamu
jangan pergi.. ibu akan ceritakan kejadian yang kamu lihat barusan.
120.
CINTA
Sudah
cukup cerita ibu semua untuk cinta, semakin banyak ibu bercerita semakin banyak
pula kebohongan yang ibu buat.
121.
SRI
(
MENATAP CINTA TAJAM ) Apa – apaan kamu ini, kamu bilang ibu bohong, sudah kamu
masuk lagi ke dalam kamar, jangan pernah keluar dari rumah ini. Kamu itu
seorang anak kamu harus patuh kepada ibu..
122.
CINTA
Tidak
untuk kali ini bu..cinta sudah lelah, jangan mencoba untuk membujuk cinta lagi
buk, selama ini cinta hanya mengurung diri saja di rumah seperti yang ibu
suruh, sekolah ! mungkin hanya itu kebebasan cinta untuk keluar, namun setelah
itu apa? Cinta tidak merasakan bermain di luar sana bersama teman – teman,
cinta rasa semua ini sudah cukup.
123.
SRI
Cinta
kamu tidak tau bagaimana kehidupan di luar sana nak, nampaknya saja semua
terang, bebas dan ramai namun di balik itu semua kamu akan merasakan gelap,
sunyi dan sepi. Ibu hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk kamu cinta.
124.
CINTA
Biar..
biarlah semua gelap di luar sana, cinta akan rasakan itu bu.
125.
SRI
Karna
memang itu yang ibu rasakan cinta! Seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik
untuk anaknya.
126.
CINTA
Lalu
apa bedanya dengan keinginan cinta buk?
127.
SRI
(
MENJAWAB DENGAN TEGAS) itu tidak sama, keinginan kamu belum tentu yang terbaik
untuk kamu.
128.
CINTA
Lalu
apa yang ibu pikir terbaik untuk cinta?
129.
SRI
Cinta..
130.
CINTA
Sekarang
lebih baik berterus terang saja bu, bau busuk yang di sembunyikan pasti
akhirnya akan tercium juga.. ibu pikir selama ini cinta tidak tau, ibu salah
bu. ternyata anak kecil mu ini sekarang sudah pintar menangkap bau – bau yang
tidak enak yang ada di rumah ini, ini juga menjadi alasan bagi cinta untuk
keluar dari rumah ini...
131.
SRI
Apa
maksud kamu cinta? Sudahlah jangan di teruskan lagi .
132.
CINTA
(
BERNADA SEDIH ) tidak..ibu
tau mengapa cinta pulang lebih awal. cinta capek bu, di hina – hina terus sama
teman – teman.
133.
SRI
Di
hina bagaimana?
134.
CINTA
Ibu
tidak perlu terkejut mendengarnya, ini sudah biasa kok cinta alami, tapi hinaan
kali ini terlalu berat untuk cinta bu, pagi – pagi sekali dinda datang
menghampiri cinta. Ia datang marah marah, bicara dengan suara yang sangat keras
sekali.
135.
SRI
Apa
yang ia katakan?
136.
CINTA
Ia
mengatakan tentang kelakuan ibu. Ia melihat ibu jalan dengan ayahnya, ia menuduh
ibu telah menggoda ayahnya, ibunya tau tentang semua ini, sampai – sampai
ibunya ingin bunuh diri terhadap kedekatan ibu dengan ayahnya. Cinta berusaha
untuk membela diri, cinta katakan itu semua tidak benar, tapi ia masih saja
beersekukuh menuduh ibu.. ( MENATAP IBU ) suaranya itu lo bu.. suaranya terlalu
keras, cinta langsung saja melemparkan pukulan padanya.
137.
SRI
Cinta,
kamu..
138.
CINTA
Ya...
cinta bertengkar dengan dinda bu, dinda membalas pukulan cinta.
139.
SRI
Jadi
dahi kamu terluka karna itu sayang,,, ( MENYENTUH DAHI CINTA )
140.
CINTA
Sudah.
Sekarang ibu berterus terang saja. Apa laki – laki yang tadi datang ke rumah kita itu ayahnya
dinda?
141.
SRI
Cinta,,
kamu tenang dulu, dia itu..
142.
CINTA
Hermankan....
persis dengan nama ayah dinda
143.
SRI
Ibu
punya hutang padanya, ia kesini untuk menagih hutang itu.
144.
CINTA
Kalau
Cuma minjam uang, kok malah sampai jalan
gitu.
145.
SRI
Terserah
apa yang kamu katakan, ibu Cuma pinjam uang padanya dan ibu tidak ada hubungan
apa – apa dengannya. Dulu ibu memang pernah menjalin hubungan dengannya tapi
sekarang sudah tidak lagi, herman itu laki – laki yang tidak baik, mungkin saja
dinda dan ibunya mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari herman.
146.
CINTA
Ya
berarti apa yang di katakan dinda itu benar kan bu? Biar aku yang temui om
herman.
147.
SRI
Tidak.ibu
kenal sekali dengan dia cinta, ia orang yang licik yang sering menjual gadis –
gadis yang masih belia dan lugu.... ia juga banyak memiliki tempat pelacuran di
kota ini.
(
BELUM SELESAI BERKATA, HANDPHONE YANG
TERLETAK DI ATAS SOFA BERBUNYI , SRI MEMEGANG HANDPHONE TERSEBUT NAMUN IA TIDAK
MENGANGKAT, SAMPAI BUNYI ITU MATI DAN BERDERING KEMBALI )
148.
CINTA
Kenapa
tidak di angkat, mungkin saja yang menelfon amat pentinng sekali.
(
SRI MENCOBA UNTUK MENJAWAB NAMUN IA GUGUP )
149.
SRI
Ini..o..ini..
150.
CINTA
Siapa?
Om herman, m..m.. om jay atau om sardi atau jangan – jangan malah suami
tetangga.
151.
SRI
(
BERNADA KERAS ) cinta hati – hati kamu kalau bicara, jangan sembarangan kamu
ya.
152.
CINTA
Kenapa?
cinta rasa cinta tidak sembarangan kok bicaranya, lusa cinta mengangkat
handphone ibu yang ternyata itu pak sutejo suaminya buk siti. Cinta tanya ada
apa eh malah ia bilang iseng – iseng saja.itu sudah yangg ketiga kalinya cinta
mengangkat telfon dari dia, cinta tidak mau mengatakan kepada ibu, karna cinta
rasa mungkin saja pak sutejo memang sekedar iseng, tapi kok iseng malah
berulang - ulang.
153.
SRI
Cinta kamu tau sendirilah bagimana sikap –
sikap suami tetangga kepada ibu, ibu sudah berusaha untuk mengelak tapi mereka
selalu bersikap seperti itu. pura – pura datang kerumah sekan – akan ada suatu
hal penting yang akan di katakan. Bahka tukang sayur kelilingpun juga ikut - ikutan.
TERDENGAR
SUARA DARI LUAR RUMAH YANG TERNYATA ITU TUKANG SAYUR)
Sayur...sayur...
buk sri,, sayurnya buk... sayur..sayur, buk sri
(
KATA – KATA ITU DI ULANG BERKALI KALI, CINTA MEMBUKA PINTU DAN BERTERIAK KE
LUAR )
154.
CINTA
Ibu
saya tidak beli sayur pak, bapak pergi saja ke tempat ibu yang lain ( MENUTUP
PINTU KEMBALI )
155.
SRI
Cinta
kamu yaang sopaan sedikit bicaranya
(
CINTA MENYAMBUNG KEMBALI PERCAKAPAAN YANG TERPOTOINGG KARNA SUARA TUAKANG SAYUR
)
156.
CINTA
Lalu
bagaimana dengan teman ibu yang lain? Yang sering datang kemari? Apa Ibu juga meminjam uang pada mereka?
157.
SRI
Cinta..
ibu meminjam uang juga untuk kebutuhan..
158.
CINTA
Kebutuhan
ibu yang selalu merokok, minum – minum, keliaran tidak jelas..
159.
SRI
Apa
yang kamu katakan cinta?
160.
CINTA
Cinta
mengatakan kenyaataan bu,tidak ada yang salahkan dengan perkataan cinta. ( CINTA DUDUK
MENYANDAR DI SOFA MENGELUARKAN SEBUNGKUS ROKOK DAN MENGAMBIL SATU BATANG, SRI
TERKEJUT MELIHAT TINGKAH CINTA)
161.
SRI
Cinta apa – apaan kamu, jangan katakan kalau kamu
telah merokok.
162.
CINTA
( DENGAN SANTA MENJAWAB) ya seperti yang ibu lihat,
apa ada yang salah bu?
163.
SRI
Cinta sudah jelas itu salah, hentikan ( MENCOBA
MEREBUT SEBATANG ROKOK YANG SEDANG DI HISAP CINTA)
164.
CINTA
Jika merokok itu salah lalu kenapa ibu melakukannya,
sebentar lagi cinta juga akan mencoba seperti apa rasanya alkohol itu? sampai –
sampai ibu ketagihan di buatnya.
165.
SRI
Cinta ibu mohon cinta, jangan pernah lakukan hal – hal
seperti itu, itu buruk sekali untuk kamu cinta
166.
CINTA
Untuk ibu sendiri bagaimana? Apa semua ini baik untuk
ibu? Apa bedanya semua akan baik – baik saja.
167.
SRI
( BERTERIAK DENGAN KERASNYA SEKETIKA PINTU DI KETUK)
Siapa lagi itu?
168.
CINTA
Biar cinta yang buka. ( MEMBUKA PINTU DAN TERKEJUT )
kamu?
169.
RENDY
Cinta…
170.
CINTA
Aku senang sekali kamu datang, ayo masuk.
171.
RENDY
Cinta tunggu sebentar aku.. ( GELISAH )
172.
CINTA
Masuk dulu, kita bicara di dalam saja.
173.
RENDY
Tidak cinta, aku Cuma..
174.
CINTA
Kamu ini kenapa, hilang secara tiba – tiba lalu datang
dan bertingkah seperti ini. (CINTA MENARIK RENDY MASUK KE RUMAH )
175.
SRI
Rendy? Apa yang kamu lakukan di sini.
176.
CINTA
Lho kok ibu bisa kenal rendy, setahu cinta, cinta
belum mengenalkan rendy pada ibu ?
177.
RENDY
Cinta, aku minta maaf karna selama ini aku menghilang
secara tiba – tiba, tapi aku benar – benar tidak tau kalau kejadiannya akan
seperti ini.
178.
CINTA
Memangnya kenapa? Apa yang terjadi sebenarnya?
( MEMANDANG SRI DAN RENDY YANG DIM TERPAKU ) oh
tidak…tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi. Ibu tolong katakan apa arti
semua ini.
179.
SRI
Cinta, maafkan ibu sayang, ibu benar – benar tidak tau
kalu rendy adalah kekasih kamu, ya lalu ibu..
180.
CINTA
Sudah cukup cinta paham bu, jangan di teruskan.. (
MENATAP RENDY TAJAM ) kamu keluar dari rumah ini.
181.
RENDY
Cin aku bisa jelaskan, ini semua
182.
CINTA
Cukup, dasar kau bajingan.. keluar kau dari rumah ku.
183.
RENDY
Baik aku akan keluar dari rumah ini, ( MENDEKATI SRI )
tapi tante, saya tunggu kedatangan tante untuk bayar semua hutang selama ini.
Permisi ( KELUAR MENUJU PINTU )
( SUARA HENING SEKETIKA )
184.
SRI
Cinta, kenapa kamu bisa perpacaran dengan orang
seperti itu?
185.
CINTA
Itu tidak penting ibu, sekarang semua sudah makin
jelas, cinta tidak tau harus bagaimana lagi.
186.
SRI
Cinta, ibu benar – benar minta maaf sayang, ibu tidak
tau jika rendy kekasih kamu. Awalnya ibu hanya meminjam uang padanya, tapi
karna..
187.
CINTA
Karna apa bu? karna ia mau memberi lebih ibu makin
memperdayanya. Ini semua ibu lakukan untuk uang kan?
188.
SRI
Kita butuh uang cinta
189.
CINTA
Ya ibu benar kita butuh uang
190.
SRI
Sayang kamu jangan marah pada ibu ya nak, ibu janji
ibu tidak akan melakukan hal – hal seperti itu lagi cinta, tolong beri ibu
kesempatan satu kali lagi
191.
CINTA
Bu, cinta ini anak ibu, cinta tak mampu untuk tidak
memaafkan ibu, tpi tolong bu, kita rubah semua ini, cinta hanya ingin kedamaian
bu. Jika ibu butuh uang biar kita sama – sama mencari uang, cinta akan mencari
pekerjaan.
192.
SRI
Tidak untuk saat ini cinta.
193.
CINTA
Tapi, kenapa bu, sekarang untuk persoalan rendy,cinta
anggap saja semua tidak terjadi apa- apa. Selesai kan.
194.
SRI
Tidak bisa cinta, kamu jangan kemana –mana. Rendy,
herman dan lainnya sekarang ini sedang menagih hutang kepada ibu, mereka bisa
saja mencelakakan kamu cinta.
( HENDPHONE BERDERING KEMBALI )
195.
CINTA
Siapa
bu? ( SRI DIAM SAJA MENATAP )
196.
CINTA
Kok
tidak di angakat, sini biar
sini cinta yang angkat ( MEREBUT HANDPHONE DARI GENGGAMAN SRI, SRI MEREBUTNYA
KEMBALI )
197.
SRI
Tidak,
biar ibu saja yang mengangkat. Ini dari om herman. ( SRI MENJAUH DARI CINTA,
CINTA MELIHAT GERAK – GERIK IBU YANG KELIHATAN GELISAH SAAT MENELFON, SRI TIDAK
BERKATA APA – APA SAAT MENELFON, SEKETIKA TELFON DI TUTUP )
198.
CINTA
Adapa lagi yang ia katakan?
199.
SRI
cinta, bantu ibu kemasi semua barang – barang kita.
200.
CINTA
Kenapa
bu? Kenapa ibu ketakutan seperti ini. Om herman menagih hutangya?
201.
SRI
Bukan
itu yang ibu takuti, yang ibu takuti Cuma kamu cinta, cinta kamu selama ini telah banyak menanggung
penderitan karna ibu, mulai saat ini ibu akan berusaha untuk membuat hidupmu
lebih bahagia nak, ibu tidak mau kamu ikut terjerumus karna perbuatan ibu.
202.
CINTA
Ya
tapi mengapa harus sekarang bu? Apa tidak bisa kita minta waktu kepada om
herman untung membayar hutangnya.
203.
SRI
Kita
tidak ada waktu lagi! Sebenarnya ibu telah melakukan kesalahan besar? Ibu tidak
bisa memaafkan kesalahan ibu ini.
204.
CINTA
Memangnya
apa yang ibu perbuat?
205.
SRI
Ibu.. ibu ( MENANGIS TERSEDU ) cinta kamu berhak untuk
tidak memaafkan ibu mu ini.
206.
CINTA
Kenapa bu? Apa yang terjadi sebenarnya.
207.
SRI
Waktu ibu meminjam uang pada herman dengan jumlah yang
banyak, ibu menjadikan kamu sebagai jaminannya cinta.
208.
CINTA
Tidak..tidak mungkin, bagaimana bisa ibu menjadikan
cinta sebagai jaminan ( MENANGIS )
209.
SRI
Cinta, ibu benar – benar menyesal, sekarang ini yang
bisa ibu lakukan hanyalah, menyelamatkan kamu dari herman, jika tidak ia akan
mengambil kamu dari ibu. Ayo berkemas, kita akan
berangkat secepatnya, tapi ibu harus menemui herman dulu. Tapi sebelumnya ibu harus menemui ia terlebih dahulu.
210.
CINTA
Kalau kejadiannya sudah seperti ini, ibu tidak boleh menemui dia.
211.
SRI
Kali
ini ibu harus menemuinya cinta, sebenarnya ibu masih memiliki sebuah kalung, ya
kalau di jual uangnya
lumayan, setidaknya hutang kita terbayar walau sedikit.
212.
CINTA
Jika begitu cinta ikut dengan ibu.
213.
SRI
Cinta
dengarkan ibu kmu tetap di sini,
setelah ibu menemui herman, kita akan angkat kaki dari kota ini, jadi kamu
tidak perlu sedih lagi tidak akan ada laki ibuk – ibuk yang setiap pagi menghina
kita, kamu juga tidak akan berkelahi lagi dengan teman – teman yang selalu
menghina kita.
Ibu
harus temui herman sekarang. ( MENCOBA UNTUK MEMBUJUK CINTA ) kamu harus
percaya kepada ibu, jika ibu pergi kamu akan selamat, percaya pada ibu sayang.
(
DENGAN HATI YANG BERAT CINTA MELAPAS IBU KELUAR DARI RUMAH, SRI MELEPASKAN
GENGGAMAN CINTA BERJALAN MENUJU PINTU KELUAR,MENGHENTIKAN LANGKAHNYA )
214.
SRI
Jaga
diri baik – baik cinta, ibu kan segera kembali.
(
CINTA MENGUKUITI LANGKAH IBU SSAMPAI KE PINTU MENATAP KE LUAR BERCUCURAN AIR
MATA )
215.
CINTA
Hati – hati bu ( MENUTUP PINTU
KEMBALI )
(
CINTA MASUK KE KAMAR MERAPIKAN BARANG – BARANG, SETELAH LAMA MONDAR – MANDI
CINTA DUDUK DI KURSI TAMU MEMANDANG JAM DIDING YANG BERDETANG BERGANTIAN, WAKTU
TERUS BERJALAN, MATAHARI SUDAH HAMPI TERBENAM, CINTA KEMBALI MONDAR MANDIR
MELIHAT SAMBIL MMEMANDANG JAM, TELIHAT JELAS DI RAUT WAJAH CINTA YANG DI PENUHI
KEGELISAHAN, MENCOBA MENELFON BERULANG KALI TAPI TETAP SAJA TIDAK TERSAMBUNG,
KEKHAWATIRAN SEMAKIN MENYELMUTI CINTA, TAK LAMA TELFON BERDERING, BERHARAP JIKA YANG MENELFON IBU )
216.
CINTA
Hallo, oh kamu, ada apa, baik nanti akan aku kerjakan,
terimakasih ya. Sampai jumpa (KEMBALI MONDAR MANDIR MEMANDANG
JAM DI DINDING ) kenapa ibu belum pulang juga ya.. ( MERJALAN MENUJU JENELA,
MEMBUKA GORDEN DAN MENUTUP KEMBALI ) lama sekali !( TAK LAMA
PINTU DI KETUK ) pasti ibu ( CINTA MEMBUKA PINTU, TERKEJUT TERNYATA YANG
BERDIRI DI HADAPANNYA BUKAN IBU TAAPI DUA OARANG PRIA BERSERAGAM POLISI )
217.
POLISI 1
Maaf
nona apa betul nona yang bernama cinta kasih sayang?
218.
CINTA
(
GUGUP ) ya betul, ada apa ya pak?
219.
POLISI 2
Apa
anda anak dari nyonya sri hartono ?
220.
CINTA
Ya
benar, itu nama ibu saya pak!
221.
POLISI 2
Anda
harus ikut kami sekarang juga.
222.
CINTA
Tunggu
dulu pak ada apa ini sebenarnya.
223.
POLISI 1
Maaf
sebelumnya nona, kami mendapatkan tugas untuk menjemput anda, untuk memberikan
keterangan.
224.
CINTA
Keterangan
apa pak.
225.
POLISI 2
begini, ibu anda nyonya sri hartono baru saja
di temukan tewas bersama seorang pria di hotel... lantai 7 kamar no 20, di duga
pembunuhan terjadi akibat pertengkaran dari keduanya.
226.
CINTA
Tidak
mungkin, itu tidak mungkin pak ibu saya baru saja keluar sore tadi
227.
POLISI 1
Maaf
nona kami di tugaskan membawa nona untuk mmemberikan keterangan.
228.
CINTA
Tidak
mungkin, bapak jangan main- main pak,
saya sebentar lagi akan prgi bersama ibu, tidak mungkin ibu saya pergi duluan,
lihat ( MUNUNJUK BARANG – BARANG YANG SUDAH DI SIAPKAN CINTA ) lihatlah pak,
bapak bisa lihatkan itu barang - barang
yang sudah saya siapkan untuk pergi, ibu saya berjaji untuk kembali tidak
mungkin ia mengingkari janjinya.
229.
POLISI 1
(
BERUSAHA MENDEKATI CINTA ) mari nona ikutlah dengan kami.
230.
CINTA
Tidak,
kalau saya ikut denga bapak nanti ibu saya pulang ia tidak melihat saya ada di
rumah aia pasti marah kepada saya pak.
231.
POLISI
Nona,
ibu anda telah tewas terbunuh, polisi menemukan ibu anda mendapatkan luka
dengan benda tanjam di bagian perutnya, sedangkan pria satu tewas terlukan di
bagian kepala di duga akibat tembakan. Sekarang mayat mereka telah di bawa ke
rumah sakit terdekat.
232.
CINTA
(
DIAM GEMETARAN, MMEMANDANG RUMAH DI SEKELILING)
Tidak....ini
tidak mungkin, tidak mungkin ibu tidak boleh pergi..
(
LAMPU PADAM )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar