Minggu, 01 Juni 2014

BERPACU DALAM IMPROVISASI TINGKAT TINGGI



BERPACU DALAM IMPROVISASI TINGKAT TINGGI
Catatan pertunjukan ujian pemeranan mahasiswa teater angkatan 2013
Oleh : wino sari
Rabu, 28 Mai 2014 studio teater dijadikan tempat dimana mahasiswa angkatan 2013 yang mengambil mata kuliah pemeranan presentasi mengadakan pertunjukan untuk ujian semester. ujian dimulai dari pagi sekitar pukul 10.00 Wib sampai sore sekitar pukul 16.00 Wib terbagi atas 6 kelompok dengan naskah yang sama yaitu lakon Lena Tak Pulang karya Muram Batubara yang terbagi atas 3 babak. kelompok mempertunjukkan dengan garapan dan akting yanag berbeda-beda. Pada satu kelompok hanya memainkan 1 babak dengan durasi yang sudah ditentukan oleh penguji. Naskah Lena tak pulang merupakan genre lakon komedi, yang pada dasarnya , teater komedie menuntut aktor untuk bisa bermain secara komikal yang mampu mengibur penonton, namun tetap dalam konteks pemanggungannya. Teater komedi  pertama kali muncul di zaman yunani setelah berkembangnya teater tragedi, teater komedi yang pada saat itu di jadikan sebagai upacara keagamaan yunani kuno dengan tujuan untuk menghormati para dewa, komedi juga berasal dari kata yunani komoidia yang berarti membuat gembira.
Permainan aktor dalam kelompok yang berbeda-beda memiliki perbedaan yang berupa kelenturan bermain, kecerdasan untuk melakukan improvisasi. Tiap kelompok yang terbagi dalam 6 kelompok ini telah mempersiapkan jauh sebelumnya. Bentuk garapan yang berbeda terlihat juga dari penataan kostum dan properti dilain hal setting tetap disamakan mengingat ruangan ujian yang terbatas serta prospek penilaian yang terfokus pada seni peran.
Pertunjukan ini dilakukan berdasarkan uji atas kemampuan akting mahasiswa, mahasiswa dituntut untuk melakukan seni peras sesuai dengan konsep yang telah diusung dari tiap-tiap  kelompok masing-masing.
Seni peran dalam teater komedi tentu memiliki perbedaan dengan bentuk teater tragedi dan satire. Teater komedi lebih memberikan pertunjukan yang sifatnya mengibur, menggambarkan tingkah laku baik dan buruknya manusia yang terwujud dalam seni peran yang komikal sehingga menumbuhkan tertawaan.
Aktor berperan sebagai media menyampaikan pesan yang di pertunjukkan kepada penonton, untuk mencapai hal tersebut aktor harus menguasai beberapa tahap dalam seni peran untuk itu di butuhkan proses latihan  yang bertujuan untuk melatih diri aktor menguasai karakter yang ia mainkan. Sehingga lakon yang terdapat dalam naskah dapat teraplikasi dengan baik.
Mahasiswa yang telah mempersiapkan pertunjukan telah melakukan proses latihan sebelumnya Proses latihan merupakan usaha untuk melakukan suatu perencanaan terhadap laku aktor di atas panggung, namun ada beberapa laku yang tidak terencana terjadi di atas panggung seperti melakukan improvisasi saat bermain. Beberapa mahasiswa terlihat releks bermain sehingga terciptanya improvisasi. Improvisasi memiliki beberapa bentuk pengertian yang di utarakan oleh beberapa pendapat tokoh teater seperti Adang Ismet dalam bukunya Seni Peran yang mengutarakan pengertian improvisasi sebagai berikut:

“ improvisasi , yakni suatu aktifitas yang di lakukan oleh pemeran/ siswa di dalam memberikan respon atau reaksinya terhadap suatu peristiwa atau suasana, tanpa harus di persiapkan terlebih dahuluoleh pemeran/ siswa”.[1][1]
Improvisasi dapat membantu memperkuat suasana di atas panggung, improvisasi bisa saja terjadi karna suatu kesalahan ataupun suatu pengembangan akting dari aktor tergantung pada tingkat imajinasi. Improvisasi bisa berbentuk lakuan ataupun dialog sang aktor.
Beberapa kesalahan kecil terjadi dalam pertunjukan ini, namun beberapa mahasiswa mampu untuk melakukan improvisasi untuk menutupi kesalhan tersebut. Kesalahan tersebut terjadi karena beberapa faktor seperti lupa naskah, kesalahan teknis dan lainnya. Ada juga beberapa mahasiswa yang tidak mampu untuk menutupi kesalahan tersebut hal tersebut diakibatkan karena kekuatan improvisasi yang kurang.
Imporovisasi dapat terjadi kapanpun di atas panggung, karna improvisasi bukan suatu hal yang di rencanakan. Improvisasi muncul bisa saja di karenakan suatu kesalahan atapun kemunculan peristiwa yang tidak terencana seperti yang di katatakan oleh Adang Isme dalam bukunya Seni Peran:
“ kegiatan ini merupakan proses melatih kepekaan untuk mengembangkan suatu peristiwa atau suasana tanpa melalui proses latihan terlebih dahulu. Kegiatan inipun bisa membantu pemeran jikalau mereka menghadapi berbagai peristiwa  atau hal – hal yang tidak terencana sebelumnya yang bisa terjadi di ruang pertunjukan “.[2][2]

Bermain komedi bukan berarti membuka peluang aktor melakukan improvisasi dengan sepuasnya, improvisasi di lakukan namun tetap berada dalam konteks integratif  seni peran. Aktor harus memiliki interpretasi terhadap lakon agar pengendalian improvisasi dapat dilakukan, interpretasi sangat di butuhkan karena dengan hal tersebut mengembangan motif dapat di lakukan, tujuan aktor mampu bersikap konsisten terhadap motif yang di utarakan.
Hambatan improvisasi sulit untuk dilakukan dalam pertunjukan , terjadi karena kemampuan fisik yang berbeda, ataupun kemampua wawasan , daya ingatan dan kemampuan menalar, bisa saja tejadi karena bawaan mental yang berbeda – beda. dalam bermain teater aktor di tuntut untuk bermain lepas, tidak ada beban ataupun keraguan, bermain komedi aspek tersebut harus terwujud dengan bermain lepas maka kemunculan improvisasi akan terbangun dengan sendirinya.
Para mahasiswa yang menguji kemampuan seni peran melalui lakon Lena tak pulang dengan gendre lakon komedi ini harus siap untuk menggali pengalaman emosi. Seorang aktor mampu untuk melatih seni peran dalam mengali ingatan emosi, pengalaman yang terjadi, bisa terungkap pada waktu sekarang namun agak kurang nyata memiliki perbedaan dari kenyataan pengalaman yang pernah dialami.
Menciptakan improvisasi  terhadap pengalaman emosi tidak jauh berberbeda dengan menciptakan suatu watak dengan pengalaman emosi, menciptakan watak merupakan suatu proses  perencaan dari awal yang telah teridentifikasi saat naskah mulai dipahami hingga  pencarian karakter yang tepat terjadi pada proses latihan, di sana aktor diberi kesempatan untuk melakukan mencarian baik dari pengalaman emosi ataupun dari wawasan lainnya, melakukakan improvisasi di atas panggung melakukan suatu hal yang tidak terencana sebelumnya, jadi tingkat imajinasi yang tinggi dibutuhkan saat melakukan suatu hal yang tidak terencana sebelumnya. Mengembangkan imajinasi melatih diri untuk melakukan respon terhadap reaksi – reaksi yang tidak terduga, improvisasi dapat di katakana sebagai hasil dari imajinasi kesatuan daya berfikir yang cepat menangkap respon yang ada, improvisasi dapat dikatakanan sebagi buah dari imajinasi. Bentuk fikiran yang secara mendadak terjadi teraplikasikan dalam bentuk apapun melaui media tubuh bisa berbentuk vocal maupun gerak.
Mahasiswa yang tergabung dari beberapa kelompok ini terliahat bersemangat, garapan secara keseluruhan terbilang cukup sukses karena penilaian hanya terfokus pada seni peran.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar