BERPACU DALAM IMPROVISASI TINGKAT TINGGI
Catatan pertunjukan ujian pemeranan mahasiswa teater angkatan 2013
Oleh : wino sari
Rabu, 28
Mai 2014 studio teater dijadikan tempat dimana mahasiswa angkatan 2013 yang
mengambil mata kuliah pemeranan presentasi mengadakan pertunjukan untuk ujian
semester. ujian dimulai dari pagi sekitar pukul 10.00 Wib sampai sore sekitar
pukul 16.00 Wib terbagi atas 6 kelompok dengan naskah yang sama yaitu lakon
Lena Tak Pulang karya Muram Batubara yang terbagi atas 3 babak. kelompok
mempertunjukkan dengan garapan dan akting yanag berbeda-beda. Pada satu
kelompok hanya memainkan 1 babak dengan durasi yang sudah ditentukan oleh
penguji. Naskah Lena tak pulang merupakan genre lakon komedi, yang pada
dasarnya , teater komedie menuntut aktor untuk bisa bermain secara komikal yang mampu
mengibur penonton, namun tetap dalam konteks pemanggungannya. Teater
komedi pertama kali muncul di zaman
yunani setelah berkembangnya teater tragedi, teater komedi yang pada saat itu
di jadikan sebagai upacara keagamaan yunani kuno dengan tujuan untuk
menghormati para dewa, komedi juga berasal dari kata yunani komoidia
yang berarti membuat gembira.
Permainan aktor dalam kelompok yang berbeda-beda memiliki perbedaan yang
berupa kelenturan bermain, kecerdasan untuk melakukan improvisasi. Tiap
kelompok yang terbagi dalam 6 kelompok ini telah mempersiapkan jauh sebelumnya.
Bentuk garapan yang berbeda terlihat juga dari penataan kostum dan properti
dilain hal setting tetap disamakan mengingat ruangan ujian yang terbatas serta
prospek penilaian yang terfokus pada seni peran.
Pertunjukan ini dilakukan berdasarkan uji atas kemampuan akting mahasiswa,
mahasiswa dituntut untuk melakukan seni peras sesuai dengan konsep yang telah
diusung dari tiap-tiap kelompok
masing-masing.
Seni peran dalam teater
komedi tentu memiliki perbedaan dengan bentuk teater tragedi dan satire. Teater
komedi lebih memberikan pertunjukan yang sifatnya mengibur, menggambarkan
tingkah laku baik dan buruknya manusia yang terwujud dalam seni peran yang
komikal sehingga menumbuhkan tertawaan.
Aktor berperan sebagai
media menyampaikan pesan yang di pertunjukkan kepada penonton, untuk mencapai
hal tersebut aktor harus menguasai beberapa tahap dalam seni peran untuk itu di
butuhkan proses latihan yang bertujuan
untuk melatih diri aktor menguasai karakter yang ia mainkan. Sehingga lakon
yang terdapat dalam naskah dapat teraplikasi dengan baik.
Mahasiswa yang telah mempersiapkan pertunjukan telah
melakukan proses latihan sebelumnya Proses latihan merupakan usaha untuk
melakukan suatu perencanaan terhadap laku aktor di atas panggung, namun ada
beberapa laku yang tidak terencana terjadi di atas panggung seperti melakukan
improvisasi saat bermain. Beberapa mahasiswa terlihat releks bermain sehingga
terciptanya improvisasi. Improvisasi memiliki beberapa bentuk pengertian yang
di utarakan oleh beberapa pendapat tokoh teater seperti Adang Ismet dalam
bukunya Seni Peran yang mengutarakan pengertian improvisasi sebagai
berikut:
“ improvisasi , yakni suatu aktifitas yang di lakukan oleh pemeran/ siswa
di dalam memberikan respon atau reaksinya terhadap suatu peristiwa atau suasana,
tanpa harus di persiapkan terlebih dahuluoleh pemeran/ siswa”.[1][1]
Improvisasi dapat
membantu memperkuat suasana di atas panggung, improvisasi bisa saja terjadi
karna suatu kesalahan ataupun suatu pengembangan akting dari aktor tergantung
pada tingkat imajinasi. Improvisasi bisa berbentuk lakuan ataupun dialog sang
aktor.
Beberapa kesalahan
kecil terjadi dalam pertunjukan ini, namun beberapa mahasiswa mampu untuk
melakukan improvisasi untuk menutupi kesalhan tersebut. Kesalahan tersebut
terjadi karena beberapa faktor seperti lupa naskah, kesalahan teknis dan
lainnya. Ada juga beberapa mahasiswa yang tidak mampu untuk menutupi kesalahan
tersebut hal tersebut diakibatkan karena kekuatan improvisasi yang kurang.
Imporovisasi dapat
terjadi kapanpun di atas panggung, karna improvisasi bukan suatu hal yang di
rencanakan. Improvisasi muncul bisa saja di karenakan suatu kesalahan atapun
kemunculan peristiwa yang tidak terencana seperti yang di katatakan oleh Adang
Isme dalam bukunya Seni Peran:
“ kegiatan ini
merupakan proses melatih kepekaan untuk mengembangkan suatu peristiwa atau
suasana tanpa melalui proses latihan terlebih dahulu. Kegiatan inipun bisa
membantu pemeran jikalau mereka menghadapi berbagai peristiwa atau hal – hal yang tidak terencana sebelumnya
yang bisa terjadi di ruang pertunjukan “.[2][2]
Bermain komedi bukan
berarti membuka peluang aktor melakukan improvisasi dengan sepuasnya,
improvisasi di lakukan namun tetap berada dalam konteks integratif seni peran. Aktor harus memiliki interpretasi
terhadap lakon agar pengendalian improvisasi dapat dilakukan, interpretasi
sangat di butuhkan karena dengan hal tersebut mengembangan motif dapat di
lakukan, tujuan aktor mampu bersikap konsisten terhadap motif yang di utarakan.
Hambatan improvisasi sulit
untuk dilakukan dalam pertunjukan , terjadi karena kemampuan fisik yang
berbeda, ataupun kemampua wawasan , daya ingatan dan kemampuan menalar, bisa
saja tejadi karena bawaan mental yang berbeda – beda. dalam bermain teater
aktor di tuntut untuk bermain lepas, tidak ada beban ataupun keraguan, bermain
komedi aspek tersebut harus terwujud dengan bermain lepas maka kemunculan
improvisasi akan terbangun dengan sendirinya.
Para mahasiswa yang
menguji kemampuan seni peran melalui lakon Lena tak pulang dengan gendre lakon
komedi ini harus siap untuk menggali pengalaman emosi. Seorang aktor mampu
untuk melatih seni peran dalam mengali ingatan emosi, pengalaman yang terjadi,
bisa terungkap pada waktu sekarang namun agak kurang nyata memiliki perbedaan
dari kenyataan pengalaman yang pernah dialami.
Menciptakan
improvisasi terhadap pengalaman emosi
tidak jauh berberbeda dengan menciptakan suatu watak dengan pengalaman emosi,
menciptakan watak merupakan suatu proses
perencaan dari awal yang telah teridentifikasi saat naskah mulai
dipahami hingga pencarian karakter yang
tepat terjadi pada proses latihan, di sana aktor diberi kesempatan untuk
melakukan mencarian baik dari pengalaman emosi ataupun dari wawasan lainnya,
melakukakan improvisasi di atas panggung melakukan suatu hal yang tidak
terencana sebelumnya, jadi tingkat imajinasi yang tinggi dibutuhkan saat
melakukan suatu hal yang tidak terencana sebelumnya. Mengembangkan imajinasi
melatih diri untuk melakukan respon terhadap reaksi – reaksi yang tidak
terduga, improvisasi dapat di katakana sebagai hasil dari imajinasi kesatuan
daya berfikir yang cepat menangkap respon yang ada, improvisasi dapat
dikatakanan sebagi buah dari imajinasi. Bentuk fikiran yang secara mendadak
terjadi teraplikasikan dalam bentuk apapun melaui media tubuh bisa berbentuk
vocal maupun gerak.
Mahasiswa yang
tergabung dari beberapa kelompok ini terliahat bersemangat, garapan secara
keseluruhan terbilang cukup sukses karena penilaian hanya terfokus pada seni
peran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar