DRAMATURGI
SANDIWARA
POTRET
TEATER POPULER DALAM MASYARAKAT POSKOLONIAL
OLEH : WINO
SARI
NIM :
05212011
Buku ini merupakan sajian yang berisi tentang seluk beluk sebuah group teater yang dulu pernah berjaya bahkan memberi pengaruh terhadap perkembangan masyarakat poskolonial. cerita yang dikhususkan untuk membawa pembacanya tidak hanya sekedar mengetahui kisahnya saja namun, akan menemukan unsur-unsur atau sistem yang diterapkan dalam sebuah group teater pada masa lampau.
Buku ini dimulai
dengan sebuah pengantar dari Prof.Dr. Soekbakti Soemanto, S.U. salah seorang
guru besar fakultas ilmu budaya universitas gadjah mada sekaligus menjadi
pembimbing penulis selama menyelesaikan tesis dalam jenjang strata II di UGM.
Pengantar
yang diberi sub judul ‘memahami sandiwara’ ini memamparkan tentang pemahaman
sandiwara yang akan dikupas oleh sang penulis Dede Pramayoza. Dalam pengantar
ini juga membahas tentang kata sandiwara yang diangkat dari sebuah toneel,
terdapat pengaruh atau sisa-sisa penjajahan Belanda yang memasuki era
penjajahan Jepang. Cukup ringkas dan padat untuk sebuah pengantar yang
dipaparkan dalam tulisan ini, setidaknya pada bagian awal ini telah membantu
pembaca untuk mengarahkan dan membuka ruang kreatif berfikir ke dalam bentuk
pemahaman yang lebih mendalam.
Usai halam
pengantar dari Soebakti soemanto, dilanjutkan dengan sebuah pengantar dari
penulis. Isian pengantar dari penulis ini berisikan tentang alasan penulis
untuk mengangkat tulisan yang bertemakan tentang pembelajaran terhadap
sandiwara pada masa poskolonial. Penulis juga menyampaikan rasa syukur atas
keberhasilan buku ini serta ucapan terimakasih terhadap beberapa orang yang
berperan penting terhadap proses lahirnya buku ini. dengan adanya pengantar
dari penulis telah memberikan informasi pada pembaca terhadap proses
pembentukan buku dari penulis serta beberapa orang yang berpengaruh didalamnnya
dan kejelasan penulis terhadap isi poko dalam buku ini.
Mualai pada
pembahasan pertama penulis mengajak pembaca untuk mulai mengetahu serta
mendalami sebuah kata ‘sandiwara’. Dengan memberikan landasan awal atas
kemunculan kata sandiwara, penulis telah mempengaruhi pembaca untuk mengetahui
lebih lanjut tentang isi buku ini.
Pada
pembahasana berikutnya penulis mulai menyikap riwayat serta jejak-jejak
sandiwara yang ada di Sumatra Barat. Pada bagian ini pembaca disuguhkan dengan
informasi beberapa group teater yang populer pada era 1960-an hingga 1970-an
dalam pembahasan ini tulisan diselingi dengan beberapa bukti berupa foto yang membantu
pembaca unntuk merilekskan pikiran dengan kehadiran foto-foto tersebut.
Bagian kedua
dalam buku ini membasah tentang kerangka sosial budaya sandiwara, pembahasan
mengenai lingkunagan yang menjadi tempat tubuh dan berkembangnya sandiwara
pembahasan dramaturgi sandiwara ini diawali penulis dengan tinjauan sosial
historis. Pembahasan inu juga menguraikan tentang kerangka sosial tenpat
sandiwara hidup sebagai kategori seni teater serta posisinya dalam sejarah
keseian masyarakat minangkabau.
Penulis juga
memamparkan konsep –konsep pementasan serta sistem sebuah garapan group teater
pada masa itu seta penulis juga memamparkan foto –foto berupa tempat
berlangsungnya pertunjukan pada masa itu.
Pembahasan
yang sudah menghabiskan setengah buku tersebut telah membantu inipembaca untuk lebih membuka ruang berfikir
serta paparan tentang group-group teater pada masa lalu yang berpengaruh pada
masa awal penjajahan Jepang telah membuka pikiran – pikiran lain terhadap
keterkaitan group-group teater pada poskolonial. Artinya penulis telah
memberikan makna sejauh pembahasan ini atas pengaruh kesenian Minangkabau
terhadap masa peralihan antara jejak-jeka penjajahan Jepang yang mulai memasuki
awal penjajahan Belanda.
Penulis juga
menginformasikan pembaca terhadap lakon-lakon yang sering dipentaskan pada saat
itu dan yang tidak kalah pentingnya orang-orang yang berada dibalik perjuangan
atas kesenian di Sumatra Barat saat itu. Beberapa nama-nama tokoh yang muncul
merupakan orang-orang yang berpengaruh terhadap
sejarah perkembangan teater di Indonesia.
Terlepas
dari gambaran group – group teater dimulai dari nama group, pertunjukan seta
pengaruh-pengaruhnya terhadap yang lain. Penulis melanjutkan pada pembahasan
yang lebih spesifik terkait judul yang
dipaparkan yaitu sandiwara sebagai teater pposkolonial. Bada bagian ini penulis
menguaraikan tentang pertumbuhan sandiwara dalam masyarakat Minangkabau.
Penulis menghubungkan pembahsan sebelumnya dengan pembahasan selanjutnya agar
terjalin kesenambungan.
Penulis juga
memamparkan tentang warisan kolonial di
Indonesia yang mempengaruhi dialektika kesenian dalam masyarakat Minangkabau di
Sumatra Barat. Pada kajian ini pembaca cukup bersabar untuk memahami kajian
tentang sandiwara sebagai teater poskolonial karena galian tentang masa
transisi dari akhir penjajahan Belanda pada awal penjajahan Jepang dibongkar
serta penulis menemukan nama-nama para kolonial yang memberikan pengaruh
terhadap sandiwara pada saat itu.
Pada
pembahasan sandiwara sebagai teater poskolonial merangkap beberapa poin penting
dimulai dari bagain pertama sandiwara sebagai strategi artistik, dengan
membahas kelehiran sandiwara teater yang hibrid dan sinkretik, strategi
sandiwara artistik sandiwara; mimikri dan transkulturasi, seni penampilan ;
modernisasi seni pementasan dramatik, formulasi dramaturgi, pada bagian kedua
sandiwara sebagai strategi diskursif, yang terbagi atas keterlibatan dengan
modernitas; satir dan parodi, penguatan komuniatas,; semacam ritus, pembacaan
ulang atas identitas keminangkabauan; resistensi dan representasi, pembangunan
refleksivitas: dari ingatan kolektif ke dramaturgi, Penyikapi terhadap hegemoni
budaya ; teater periferal, selanjutnya pada bagian ketiga membahas dialektika
sandiwara yang terdiri dari beberapa poin hegemoni dan pertumbuhan sandiwara,
inferioritas dan kemunduran sandiwara. Seluruh sub judul ini dikelompokkan
berdasarkan pembahasan yang lebih spesif oleh penulis sesuai dengan tema
perjudul yang diangkat ini telah memudahkan saya sebagai pembaca untuk
menganalisasi pembahasan pada Bab ini, keterkaiatan pembahasan utama selalu
masuk dalam pembahsan per sub-judul.
Pada bab
terakhir penulis mengajak pembaca untuk memaknai sandiwara dalam kata lain pada
pembahasan terakhir ini penulis lebih memadatkan pembahasan yang sebelum-sebelumnya,
pada pembahasan ini menjelaskan pertunbuhan genre ‘teater rakyat’ yang
dinamakan sandiwara. Awal penulisan pada bab ini menegaskan bahwa teater rakyat
dalam masyarakat minangkabau merupakan seni dramatik yang di terima secara luas
oleh berbagai kalangan dalam masyarakat. pada penegasan ini membuktikan bahwa
pembahasan yang sudah ada sebelumnya dirangkum kembali menjadi lebih tajam.
Bagi saya penulis berusaha mengembalikan ingatan pada bagian awal pembahasan dramaturgi
sandiwara ini.
Penulis juga
memamparkan beberapa kalimat yang merujuk pada sandiwara merupakan potret
teater poskolonial. Akhir dari pembahasan ini ditutup dengan catatan tentang
penelitian teater rakyat yang dilakukan oleh penulis.
Lembaran
berikutnya di buka kembali dengan daftar pustakan, terdapat beberapa buku yang
dijadikan ppenulis sebagai referensi ternyata dengan banyaknya referensi yang
dihadirkan oleh penulis telah membantu saya menjembatani untuk menemukan
beberapa buku lainnya yang sangat penting untuk dibaca.
Usai pada
lembaran daftar pustaka dilanjutkan dengan daftar informan, yaitu terdapat
beberapa orang yang berperan penting untuk memberikan infirmasi di lapangan
terkait dengan kajian penulis. Nama-nama yang ada merupakan orang –orang yang
pernah terlibat langsung dalam pertunjukan tempo lalu atau orang-orang yang
menjadi penonton pertunjukan. Pada lembaran terakhir buku ini terdapat biografi
pengarang, yang berisikan tentang tahap-tahap studi penulis hingga sampai pada
terwujudnya buku dramaturgi sandiwara ini.
Buku ini
sangat membantu mahasiswa terkhusus bagi mahasiswa teater ISI Padangpanjang
yang berada dilingkungan ranah minang. Buku ini juga dapat dijaidkan untuk
meninjau lebih jauh khususnya pada pembahasan grou-grou teater yang berada di
Sumatra Barat pada masa lalu. Namun ada beberapa kesulitan yang saya temui saat
membaca buku ini yaitu banyaknya kata-kata istilah yang terdapat pada buku ini
sehingga saya harus mencari beberapa pengertian dari istilah-istilah tersebut.
Tataran bahasa yang sangat baik yang diungkapkan oleh penulis membantu untuk
lebih memahami buku ini. susunan kata –kata yang rami sehingga terwujud
rangkaian kalimat yang terpisah oleh spasi yang rapi juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar