KRITIK
DAN MEDIASI SENI
OLEH
: WINO SARI
NIM
: 05212011
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
,kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan
pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya,pendapat dan sebagainya.
Kritik biasanya dihasilkanatas wawasan mengenai ilmu-ilmu yang terkait dalam
media yang akan dikritik. Seseorang yang mengkritik mengurai pemikiran,
paham-paham serta pandangan hidup yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik
tidak bisa disamakan dengan mengecam, mencaci dan menjelek-jelekkan, karna
kritik merupakan penilaian secara objektif dengan satu tujuan yaitu membangun.
Kritik membangun yang baik merupakan
kritik yang disampaikan tidak hanya sekedar
menyerang atau menghakimi, melainkan untuk menilai sebuah karya. Dengan
menggunakan bahasa yang terkesan lugas, tegas, dan santun.
Mempelajari kelebihan dan kekurangan sebuah buku memberikan pendapat tentang
apa dan bagaimana buku yang kita baca secara keseluruhan. Memberikan penilaian
secara objektif. Menganalisia lebih dalam kita bisa menilai kelebihan dan
kekurangan buku tersebut
Buku
kritik dan mediasi seni yang di tulis oleh
Asril, S.Kar.,M.Hum dan DR. Ediwar,S.Sn.,M.Hum merupakan salah satu buku
yang telah dikeluarkan oleh ISI Padangpanjang dan bekerjasama dengan percetakan
creatif production Padang. Pada bagian awal merupakan kata sambutan dari mantan
rektor ISI Padangpanjang Prof.Dr.Mahdi Bahar yang menyatakan dukungan program
pemerintah atas upaya pembinaan dan pengembangan dengan pernyataan yang
diberikan dipahami pembaca bahwa adanya dukungan yang kuat atas terbitnya buku
ini.
Lanjutan
halaman berikutnya tentang penngantar dari penulis yang secara ringkas
menyampaikan rasa syukur dan harapan atas terbitnya buku ini. Pada bagian
pertama pendahuluan yang berisikan pemahaman awal tentang pengertian kritik
dalam hal ini penulis memamparkan tentang devisnisi kritik dari beberapa para ahli serta devinisi kritik
menurut KBBI. Pada pendahuluan saya
sebagai pembaca dapat mengetahui dasar atau landasan awal bagi pembahasan berikutnya. Penulis juga
kembali memperjelas pada bagian akhir tulisan
ini bahwa kritik sebagai
kemampuan membahas dan sebagai aktifitas evaluasi bisa sampai pada pernyataan
nilai baik buruk, relavan tidak relavan,
proporsional atau tidak proposional, bahkan juga perlu sampai pada penempatan
posisinya dibandingkan dengan karya seni sejenisnya.
Pada buku
ini penulis tidak membuat semua isi menjadi bentuk kalimat paragraf, tapi ada
yang dijadikan beberapa poin atau sub judul , maka dari itu justru lebih mudah
bagi pembaca untuk memahami isi dari
dari buku ini, dan mudah dicerna. Seluruh mediasi seni yang terdapat
dalam buku in merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh si pembaca, karena penulis
memilih menjadikan mediasi seni tersebut tenpa beralasan, bagi saya yang berada
pada posisi pembaca mediasi seni yang ddihadirkan pada buku merupakan karya –karya yang hebat yang pernah
dipentaskan di ISI Padangpanjang.
Pembahasan
awal pada buku ini membahas secara mendasar perihal pengertian kritik seni,
tipe dan struktur kritik seni. Terbagi dalam beberapa poin yaitu kritik
jurnalistik, kritik ilmiah, dan kritik populer. Penulis juga memamparkan
struktur kritik. Unsur – unsur yang ada dalam setiap kritik seni adalah
deskripsi, interpretasi dan menilai karya seni. Penulis juga menjelaskan
kegiatan untuk mengamati karya seni bertujuan untuk menelaah dan menilai karya
seni dengan menggali sasaran yang spesifik atau menurut ciri-ciri dinilai dari
ciri-ciri kasat mata karya bersangkutan, pada bagaimana representasi subjeknya,
fungsi simbolisnya, dari aspek ekonominya dan lain sebaginya.
Bab
berikutnya membahas seni pertunjukan dan seni rupa sebagimana seumber penulisan
di media masa penulis juga mendahului dengan sebuah pengantar membahas seni pertunjukan,
seni rupa, dan apa saja wilayah yang termasuk seni rupa, dan mengapa semua itu
perlu ditulis. Dalam hal ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang akan
terjawan pada pernyataan – peryataan beritnya.
Terlepas
dari pembahasan yang mendasar penulis mulai memasuki wilayah mediasi seni yang
didahului dengan judul titian ekspresi musik. Penulis memamparkan beberap karya
yang pernah dipentaskan untuk memasuki wilayah sesuai dengan tema yang
dipaparkan. Selanjutnya penulis memasuki ritual magis; sumber penciptaan
komposisi musik ‘sirompak’ dan sprit lukah gilo. Dengan tema magis, penulis
memamparkan komposisi yang berhunbungan dengan ritual magis. Seperti komposisi
sirompak.
Selanjutnya
komposisi spirit lukah gilo, komposisi tokok balega; perselingkungan ritme
tradisi, karya globalisasi dalam ekspresi musikal lokal-global, deforestasi dan
gender dalam ruang estetik komposisi musik, menyama baraya; dewa mencari
saudara lewat musik, merajut serpihan perasaan, komposisi kalawang usang:
potret Belanda Bujang Marando, musik hibrida nusantara; persilangan yang
melahirkan ‘Tunas baru’, talempong kreasi; musik hibrida diatonik minang,
talempong goyang; musik hiburan masa depan minang, metemorfosis dari telempok
kreasi ke talempong goyong, talempong goyang musik hiburan masa depan minang,
tampilan artis mengundang simpati.
Terlepas
dari pembahasan karya-karya musik penulis memasuki pembahasan mediasi seni
tari. West sumatra dance festival: ajang baru telorkan koreagrafer dangan
koreografer ‘ baban babani tababan; menyulam tradisi agris dan bandar
minangkabau, romantisme surau ala tarian darwish, menanti ‘penantian’ deslenda,
tiga koreografer muda mengungkap sisi gelap kehidupan sosial, koreografer
perempuan bicara tentang perempuang.
Penulis melanjutkan
dengan mediasi seni teater, menuju tangga kekuasan pertunjukan teater
kolaboratif.hikayat cantoi, pertunjukan teater, tsunami-tsunami; serpihan pilu
yang tercecer, kabar dari nagari laki-laki; ketika kampung sudah menjadi
rantau,berikutnya dilanjutkan dengan mediasi film, transformasik puisi ke film,
tradisi perkawinan; penculikan perempuan di kyrgiystan dan uang naik di
makasar, selanjutnya mediasi seni rupa, mas don menari di atas kanvas, kande
warisan budaya aceh yang terlupakan sebagai inspirasi penciptaan karya seni.
Berikutnya dilanjutkan dengan mediasi ragam seni pertunjukan menyentak negri
kiwi, lewat pertunjukan kesenian minagkabau dan melayu sebuah catatan pertunjukan kesenian ISI
Padangpanjang di New zealand.
Semua karya
– karya yang dipaparkan dalam buku ini meruapakan galian yang sudah diamati dan
dikaji penulis beberapa kritikan dilontarka pada setiap karya tersebut. Buku
ini sangat menarik untuk dibaca terutama bagi mahasiswa ISI Padangpanjang
dengan terbitnya buku ini pembaca dapat mengetahui seniman dan karya seni
terdahulu, buku ini berupaya untuk menguplikasikan karya seni ke masyarakat
yang lebih luas dalam bentuk reportase budaya, kritik jurnalistik, dan
sebagainya serta media massa seperti koran.
Buku ini
banyak berisikan tentang tanggapan penulis tentang mediasi seni berupa karya –
karya seni, yang bentuk ungkapan yang menggambarkan pengakuan atas keberhasilan
dan nilai lebih yang telah diraih seniman terhadap karya seni, atau suatu pihak dibandingkan dengan pihak
lain sebagai rasa kagum, rasa bangga maupun sebagai ungkapan apresiasi.
Buku ini
sangat membantu meningkatkan Pemahaman dan memori yang semula tidak mengerti
menjadi lebih jelas setalah membaca buku ini. pembaca dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan sehingga setelah membaca buku ini setidaknya pembaca
membuka cakrawala dan meningkatkan percaya diri dalam dunia berkesenian.
Kritik
membangun sangat berguna dan penyelamat hidup dari lembah kelemahan juga
kekurangan kita sebagai manusia yang tidak sempurna, dengan adanya kritikan
membangun kita bisa segera memperbaiki kekurangan dan kelemahan kita sehingga
kwalitas hidup akan lebih bernilai serta penuh makna dan hikmah. Begitu banyak
keuntungan kita mendapat kritik membangun selain kita dapat ilmu dan wawasan
yang luas juga bisa belajar dari kesalahan dan bisa lebih memahami hidup dari
berbagai sisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar