Rabu, 04 Desember 2013

PEMENTASAN BATU TAK BERNAMA DI GEDUNG PERTUNJUKAN HOERIJAH ADAM


PEMENTASAN BATU TAK BERNAMA DI GEDUNG PERTUNJUKAN HOERIJAH ADAM
Oleh : wino sari



jum'at, 22 november 2013 gedung pertunjukan Hoerijah Adam menjadi saksi sebuah seberhasilan pertunjukan teater " Batu Kapiran atau Batu tak Bernama" dengan sutradara Enrico Alamo S.Sn, M.sn. proses yang telah tergarap berbulan - bulan ini akhirnya memetik buah keberhasilan yaitu sukses mementaskan pertunjukan di Gedung Hoerijah Adam. walaupun pada malam itu cuaca sangat tidak mendukung namun masih banyak orang berantusias untuk menonton ini terlihat pada situasi atauy keadaan gedung Pertunjukan terbilang ramai di tonton.
pertunujkan Batu tak bernama di mulai sejak pukul 20.00 wib hingga selesai, pertunjukan ini merupakan bentuk pertunjukan teater mini kata yang lebih mendominasi bahasa non verbal sebagi media penyampaian pesan. lakon dalam pertunjukan ini menceritakan sebuah kisah sepasang kekasih yang di latar belakangi oleh sejarah. dalam bentuk pengaplikasiannya sutradara menghadirkan beberapa gerak tubuh yang mengekpos pesan pada penonton. Tidak hanya itu gerak yang di tampilkan juga mengandung unsur tari atau bisa di katakan sebagi gerak tari karena dalam cerita memang menghadirkan sosok seorang ronggeng.
pertunjukan ini nampak berjalan dengan lancar walau ada beberapa kesalahan kecil yang tejadi seperti permainan lampu yang kurang tepat saat pergantian adegan hal ini biasa terjadi dalam setiap pertunjukan teater.
Selesai pertunjukan di adakan forum diskusi yang dengan pimpinan moderator Husin salah satu mahasiswa Jurusan Seni Teater yang sedang menjalankan program studi S2 di ISI Padangpanjang. sebelum ajang tanya jawab di buka mpderator mempersilahkan sutradara memberikan sedikit pengantar seputar garapan Batu Tak Bernama, dalam pembahasan ini bapak Hendico alamo memamparkan sedikit tentang ketertarikannya dalam memilih judul  Batu Tak Bernama " mengapa saya memilih garapan Batu Tak Bernama, ketika saya jalan - jalan ke sawah lunto. saya meilhat ada batu nisan yang banyak berserakan dan satupun tidak ada namanya, ketika itu saya bertanya, kok ada ya batu nisan yang tak bernama? tapi yang ada hanya nomor di satiap batu nisan tersebut lalu saya bertanya pada ahlli waris orang - orang berantai di tempat itu, mereka menjawab nomor itu adalah nomor tahanan, maka dari situlah saya mengambil nama Batu Tak Bernama dalam garapan ini"  demikianlah hasil paparan yang di sampaikan sutradara perihal nama atau judul garapan Batu Tak Bernama sutradara juga menceritakan sedikit perihal rangkaian peristiwa dalam garapan ini menceritkan sepasang kekasih dari tanah jawa dengan nama tokoh jayasti dan karsa yang terpisah oleh keadaan, karena ada satu masalah dari kompeni kemudian maka karsa di kirim dari batavia ke sawah lunto. di sawah lunto karsa di perkerjakan sebagai pekerja tambang atau dengan nama lain orang berantai. jayasti menyusul ke sawah lunto namun karena susahnya untuk memasuki wilayah itu                 jayasti memilih satu - satunya cara yang memudahkan ia untuk masuk dalam wilayah tersebut yaitu menjadi ronggeng. setelah beberapa waktu menjadi ronggeng jayasti bertemu dengan jakarsa namun bagaikan petir di siang hari jakarsa tidak mau menerima jayasti dengan pekerjaannya sebagi seorang ronggeng. dalam garapan ini sutradara menhdirkan kisah cinta sepasang kekasih namun di bungkus dengan latar sejarah sawah lunto.
 selesai sutradara memamparkan sedikir tentang perihal garapannya, moderator melanjutkan ajang tanya jawab dalam hal ini pertnyaaan doi batasi 3 orang, pertanyaan pertama datang dari mahasiswa jurusan seni murni, memperkenalkan diri dengan nama              pertanyaan berupa masalah lagu yang di pakai dalam ggarapan ini tidak sesuai dengan keadaan atau situasi yang di paparkan karena dari pertanyaan ini si penanya mengakaitkan lagu yang di pilih engan sejarah. pertnyaan di tanggap sutradara bahwasanya lagu di pilih memang karena ingin mengisi kekosongan saat pertukaran adega dan dalam pertanyaan secara tidak langsung juga di tanggapi oleh Bapak Hendri JB saat  bahwasanya dalam pertunjjukan teater tidak ada yang salah ini membuktikan bahwa Bapak Hendri beranggpan bahwa sah - sah saja jika lagu tersebut di hadirkan dan tidak ada salahnya. ajang tanya jawab ini hanya di sungguhkan dengan satu pertanyaan selanjutkan dengan 2 orang mahasiswa lainnya memeberikan seputar pernyataan perihal tanggapan terhadap pertunjukan salah satunya sabri dari jurusan tari yang menanggapi perihal gerak ronggeng yang di tariklan oleh aktor kurang tepat selanjtnya beberapa tanggapan juga di minta kepada tim pengamat seta beberapa dosen teater lainnya seperti bapak Afrizal Harun.
pertanyaan, pernyataan tentang tanggapan dalam garapan Batu Tak Bernma bagi sutradra sangat berguna karena di sana beliauy bisa mengevalusasi dari tagggapan penonton terhadap pertunjukan Batu tak Bernama, mengingat garapan ini tidak hanya berhenti dalam satu kali pertunjukan saja namun garapan ini akan berlenjut dalam perencanaan berikutnya.


1 komentar:

  1. Wino lanjutkan tulisannya
    tapi hati dalam mengetik ea,soalnya banyak kata-kata yang kehilangan hurufnya

    BalasHapus