Rabu, 04 Desember 2013

PERTUNJUKAN TEATER “ TAMBO GUSTAV “ DI TEATER ARENA



PERTUNJUKAN TEATER “ TAMBO GUSTAV “ DI TEATER ARENA
OLEH : WINO SARI


Jum'at, 29 november 2013, teater arena kembali menghadirkan pertunjukan teater. Masih dalam karya dosen kali ini pertunjukan teater menghadirkan sebuah lakon yang berangkat dari tambo minang dengan naskah lakon “TAMBO GUSTAV” yang di tulis oleh dede Pramayoza S.Sn, M.Sn yang bertindak langsung sebagai sutradara, naskah ini merupakan tranformasi dari novel tambo “ sebuah pertemuan” karya gus Ti sakai. Naskah ini di mainkan oleh beberapa aktor di antrannya Abdul Hanif, Fauzan H.S, Ega Novia Sari, Megi Hardana, M. Iryad, rani.
pertunjukan di mulai lewat dari jam 20.00 Wib bergeser dari perencanaan awal, walaupun cuaca saat itu tidak mendukung karena beberapa waktu ini Padangpanjang setiap saat di guyur hujan. walaupun hujan teater arena bisa di katakan cukup ramai dikunjungi penonton.
sama dengan pertunjukan sebelumnya, pertunjukan ini di wadahi oleh DIPA ISI Padangpanjang sebagai penilaian atas kenaikan pangkat.
pertunjukan ini menghadirkan sebuah kisah yang berangkat dari tambo orang minbangkabau yaitu sebuah cerita yang berasal dari istana pagaruyuang tentang Datuak Katumangguangan dan Datuak Parpatiah Nan Sabatang, pada adegan awal pertunjukan ini seluruh aktor yang serempak memakai baju putih dengan gaya kekinian atau dengan style yang modren berjalan di atas panggung. satu persatu dari aktor bertepuk tangan seolah memberikan tanda untuk mempercepat langkah, uniknya pergantian giliran pada tiap - tiap aktor seperti pergentian gerakan atau adegan pada teater rakyat minangkabau yaitu randai yang mengeluarkan suara khas dari seseorang yang di sebut dengan gore.
Pada adegan awal ini telah nampak ada unsur tradisi dalam bentuk kemasan modren, setelah melakukan adegan awal dangan bergantian tiba - tiba sebuah tanda seperti pukulan ring berbunyi semua aktor keluar panggung seakan bunyi tersebut merupakan tanda pergentian adegan. selanjutnya para tokoh kembali masuk ke panggung seolah - olah mereka bukan lagi seorang aktor melainkan kru panggung dengan menata panggung dan merubah pernak - pernik yang ada di atasnya.
Beberapa baju tradisional Nampak tergentung disebuah gantungan baju tiba- tiba saja ada sebuah tokoh yang masuk ke atas panggung mendekati tokoh yang sebelumnya telah berada di atas panggung dan mengenAkan baju tersebut. tiba - tiba bunnyi lonceng kembali. Selanjutnya pada pegantian adegan selalu ditandai dengan bunyi tersebut. menariknya dalam pertunjukan ini menghadirkan beberapa bentuk alur yang berbeda di antaranya alur yang terkait dengan ruang waktu kekinian dan alur yang terkait dengan ruang waktu postmodern.

Menariknya lagi dipertengahan pementasaan saat dua orang tokoh berdialog membahas perihal situasi yang ada di kerajaan hubungan antara anak dan bundonya tiba - tiba sebuah musik yang sangat akrab dikenal oleh penonton yang beberapa bulan terakhir ini sempat marak diseluruh penjuru dunia yaitu musik harlem shake tiba - tiba aktor menari dengan gaya tarian harlem shake mengajak penonton untuk ikut ke pentas beberapa adegan ini berhenti kerena salah satu aktor mencoba untuk menghentikan.
Rumit namun menyenangkan memang menarik sekali. Sutradara mengali kreatifitas dengan memperpadukan tradisi dengan modren. Tidak hanya itu bentuk kesenian musik tradisi juga dihadirkan dalam pertunjukan ini. beberapa pemusik dengan membawa alat musik tradisi minang yaitu saluang mencoba untuk berjalan di atas panggung sambil memainkan alat musik.
Beberapa penonton banyak menyimpan rasa penasaran terhadap apa sebenarnya isian dari pertunjukan Tambo Gustav ini, buktinya beberapa penonton banyak yang bertahan di teater arena untuk mengikuti diskusi. Pada diskusi ini moderator membuka siapa saja yang ingin menyampaikan pertanyaan atapun pernyataan perihal pertunjukan yang berlangsung.
Diskusi dipimpimpin dengan moderator oleh bg Husin salah satu alumni teater yang saat ini sedang menjalankan jenjang studi strata 2 dengan piliha jurusan teater.
Diskusi dibagi atas tiga sesi, pada sesi pertama dan kedua penonton berhak untuk bertnya ataupun menanggapai pertunjukan yang telah berlangsung, sesi terakhir komentar ataupun tanggapan atas dewan pengamat.
Penonton yang bertanyapun dari berbagai kalangan, mahasiswa dan beberapa lainnya yang tidak terdaftar sebagai masyarakat ISI Padangpanjang. Salah satu tanggapan dari penonton yaitu tanggapan dari pak riko selaku dosen teater, “ ada hal – hal sbetulnya yang menurut saya pengap , dimana sutradara mengkritisi semua hal yang ada, tidak hanya bicara tentang budaya minang kabau namun juga mngkritisi keadaan saat ini “ selain kutipan yang penggal dari pernyataan pak riko, juga memuji sang sutradara dalam segi seni peran karena pak riko pernah menggarap bg dede sebagai aktor disana pak riko dapat menilai bahwasanya sutradara ‘ tambo Gustav’ ini bermain bagus dan mampu menterjemahkan apa yang ada di teks tanpa keinginan sutradara. beberapa tanggapan lainnya tentang karya ini masih seputar budaya minangkabau seperti salah satu penanya lainnya yaitu Tia Sulistiawati yang kerap di panggil kak tia, berkomentar tentang pertunjukan ini, berikut sebagian dari penggalan pernyataan kak tia “ ternyata yang di ungkapkan dede dalam pertunjukan ini, itu berlapis rumit alur yang rapat sehingga penonton di dorong pada berbagai persoalan “ lainnya kak tia mengomentari tentang masalah tambo minangkabau sama dengan penyanya lainnya yang menyinggung masalah tmbo minangkaau. Sutradara Dede Pramayoza S.Sn,M.Sn beberapa kali menenggapi pernyataan dari penonton. Dari tim pengamat memberikan komentar diantaranya bu linda mengomentari tentang istilah bahasa yang di gunakan di atas panggung. Ada beberapa bahasa yang bagi buk linda harus lebih diperhatikan karena tidak wajar dan pantas di ucapkan seperti. Semua komentar dari tim pengamat maupun dari penonton lainnya ditanggapi baik oleh sutradara. maka sesi diskusi berakhir dan evaluasi terhadap pertunjukan ‘tambo gustav’ di cukupkan oleh moderator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar