“ SEBAGAI
AKTOR PAGAR YANG TELAH PENTAS DI NEGRI
KINCIR ANGIN “
SEBUAH WAWANCARA DENGAN AFRIZAL HARUN S.Sn, M.Sn
Pengantar
Untuk
mengetahui tentang pertunjukan pagar yang di pentaskan beberapa waktu lalu di
luar negri yaitu Belanda dengan sebutan negar kincir angin, untuk itu saya
mencoba untuk mewawancari salah satu aktor dari “pagar” perihal posisinya
sebagi seorang aktor pagar atas pengalamannya bermain sebuah pertunjukan di
luar negri. Afrizal Harun S.Sn,M.Sn merupakan dosen teater yang akrab di sapa
bg babap oleh mahasiswa atau babab bagi teman – teman dan sahabat terdekat
Awal
wawancara saya mencoba untuk mengajak bg babap untuk sedikit bercerita tentang
masalah pertunjukan teater tubuh di jurusan teater setelah untuk beru saya
mencoba untuk menyisipkan beberapa pertanyaan dalam percakapan kami seputar
persoalan pertunjukan pagar yang di pentaskan di Belanda.
Wawancara ini saya lakukan untuk mengetahui
lebih dalam tentang tanggapan pribadi mengenai persoalan yang saya angkat,
tentu saja persoalan tidak lepas dari beliau. Bg Babab merupakan dosen teater
yang telah lam mengenal teater,
pendidikan
teater beliau di mulai sejak Tahun 1995-1998, SMU Plus INS Kayutanam-Sumatera
Barat dan mengikuti kuliah di STSI Padangpanjang dengan ujian akhir
menyutradarai Kotakku Rumahku (Noodle
Doodle Box) karya Paul Maar, kemudian bg Babab mengikuti program studi S2
dengan tugas akhir Pengkajian Seni (Teater) dengan judul tulisan Bahasa Tubuh
Aktor sebagai Tafsir terhadap Dualisme Kekuasaan di Minangkabau dalam
Pertunjukan Teater Tangga, Sutradara Yusril, Produksi Komunitas Seni
Hitam-Putih Sumatera Barat selain masih banyak lagi pengalaman bg Babab dalam
menyutradarai juga dalam bidang keaktoran dan masih banyak lagi pengalaman
dalam bidang keaktoran. dan masih banyak lagi pengalaman bg Babab dalam
kegiatan produksi kesenian.
·
Menurut bapak apa sebenarnya pagar itu dalam
pertunjukan ini?
Karya pagar
sebenarnya , ide atau gagasan dari budaya minangkabau. Bagaimana nilai – nilai
norma adat istiadat yang di miiki oleh masyarakat minangkabau atau kebudayaan
minangkabau tidak mudah di pengaruhi oleh kebudaya yang datang dari luar.
kemudia pilihan terhadap judul pagar merupakan satu tameng atau perisai
sehingga mampu menjadi benteng agar kemudian pengaruh yang datang dari luar
tidk semena – mena terhadap budaya lokal.
·
Berapa lama proses pagar ini pak?
Proses pagar ini
kira - kira dua bulan. Di mulai dari juli dan agustus.
·
Dengan waktu yang sedikit, apakah ada kendala dari
proses latihan?
Kendala yang di hadapi
paling persolan pengaturan jadwal karena masing pemain yang terlibat pagar juga
terlibat jadwal proses di luar jadwal pagar, sepeti pak sukri pembimbng karya
ujian akhir, pemain lain membantu ujian TA dan masalah sutradara sendiri membagi waktu dengan
pekerjaan sebagi dekan 1, kendala lainnya yang kami temui masalah disiplin
waktu. Seperti keterlambatan aktor untuk datang latihan.
·
Kalo
untuk pemilihan aktor, apakah sutradara mengkesting atau memang tipeces pak?
Kalau setahu saya,
proses casting langsung di akukan oleh sutradara, sutaradara langsung menunjuk
orang yang sepertinya memenuhi kriteria bagi sutradara. Sutradara memilih atas
pandangan terhadap potensi yang dimiliki dari masing – masing aktoran seperti iqbal yang memiliki kekuatan bermain realis, fandi
yang memiliki basic silat yang bagus , munir yang memiliki basic dari sisi
akrobatik, kalau saya sendiri mungkin lebih pada tubuh danbegitu juga dengan
bebrapa aktor lainnya.
·
Siapa - siapa saja tim yang terlibat dalam
pertunjukan ini pak?
Yang terlibat dalam
garapan ini sebanyak 21 orang, termasuk tim produksi dan tim artistik terutama
pemain dan sutradara,tim produsi ( pimpro pak zulhelman, pak rustim bidang keuangan,
buk ita di penanggung jawab kostum,) pemain (, munir, fandi, iqbal, wulan,
sukri, fadli, pak hardi) dan saya sendiri.
·
Boleh sedikit menyinggung perihal bentuk
garapan pak?, bagaimana bentuk pertunjukan ini pak, apa - apa saja setting,
property yang di gunakan dalam pertunjukan ini pak?
Setting yang di
gunakan ada 5 tangga yang tebuat dari kayu, lalu ada payung sekitar
delapan,property carano. kalau bicara soal bentuk, sudah jelas bentuknya teater ttubuh
mengaplikasikan cerita melalui gerak. untuk kostum kami memakai kaun oblong
bewarna merah, sebagian pemain yang lainnya menggunakan singlet warna merah.
Celana silat warna merah.
·
Apakah pertunjukan ini pernah di pentaskan
sebelumnya pak ?
Ya, pernah 1 kali
pada Tanggal 5 september 2013 sebelum
keberangkatan.
·
Pernah sutradara mementaskan pertunjukan
dengan tema dan cerita yang sama namun bentuk garapannya yang berbeda pak?
Kalau untuk tema dan
cerita tidak, namun secara bentuk garapan beberapa menyerupai pertunjukan
tangga. pertunjukan pagar tidak jauh berbada dengan petunjukan tangga. Untuk
bentuk Sutradara sebenarnya tidak membuat baru hanya saja dalam gagasan dan ide
yang baru, namun dari beberapa adegan atau peristiwa masih ada yang sama dengan
pertunjukan tangga dan untuk peristiwa atau adegan lainnya di buat baru.
Kalau pertunjukan
pagar membicarakan budaya minangkabau dan jangan sampai terpengaruh budaya luar
jadi di pagar untuk tidak datangnya pengaruh dari luar. Namun untuk pertunjukan
tangga sendiri tetap menitik beratkan pada budaya minangkabau namun lebih
membicarakan tentang demokrasi minangkabau, yang di lihat dari dua bentuk ,
bajanjang naiak batanggo turun dan Duduak sahamparan tagak sapamatngan, maka di
tangga lebih memandang sistem yang ada. Jadi sutaradara mengambil hal yang
lebih spesifik kemudian menarik ke hal yang lebih meluas hingga sampai ke
politik.
·
Sebelum keberangkatan ke Belanda apakah ada
kontraversi dari pihak lain terkait dengan pertunjukan yang akan di pentaskan
di luar?
Ya, beberapa kontraversi
yang munsul secara internal dari pihak kampus. Mempertanyakan kenapa karya
pagar yang di bawa ke luar negri, kenapa tidak ada penseleksian dan beberapa
casting lainnya? Namun sebelumnya memang
telah terjadi beberapa kontaversi lainnya.
·
Apa perasaan bapak ketika bapak dipilih
menjadi salah satu aktor dari sebuah garapan yang akan dipentaskan diluar
negri?
Sebenarnya, kerena
telah lama tidak bermain teater tubuh, membangkitkan memori lama tentang
bermain tubuh. Jadi untuk pribadi, saya merasa senang
·
Bagaimana pendapat orang - orang di sekitar bapak,
keluarga, sahabat atau yang lainnya perihal keberangkatan bapak ke Belanda?
Orang yang pertama
kali saya hubungi saat saya akan bermain di Belanda yaitu orang tua, dan tanggapan
orang tua dan keluarga sangat mensuport,
dan begitu juga dengan teman dan sahabat,
·
kalo boleh saya tau, apakah pementasan pagar
ini di pentaskan di sana dalam sebuah iven?
Kegitan ini tidak
mengikuti iven apapun dan kegiatan ini merupakan muhibah seni yang danai oleh dikti dan itu langsung di beri
mandat pada rektor dan meminta rektor untuk menujuk siapa dan karya apa yang di
tampilkan di luar negri berkaitan dengan nota kesepakatan antara isi padangpanjang
dengan Hakau trecht.
·
Apakah kampus kita lain pernah mendapatkan
kesempatan seperti ini pak?
Tentu saja, karena
muhibah seni untuk kampus seni di indonesia seperti isi jogya kembali dari
Inggrisi isi solo dari belanda dan sebelumnya pernah dapat tawaran dari hibbah
seni ke swedia.
·
Siapa saja penonton atau apresiator dalam
pertunjukan pagar ini pak?
Penonton yang ada di
sana, dari pihak kalangan kampus, kemudian seniman yang ada di sana.
·
Setahu bapak, bagaimana tanggapan penonton
terhadap pertunjukan pagar ?
Kalau tanggapan
penonton itu kan bervariasi, ada beberapa penonton yang memandang bahwa
petunjukan pagar ini merupakan pertunjukan asli tradisional, ternyata yang di
bawa merupakan pertunjukan teater kontemporer walaupun berbasis seni
tradisional.
·
Saat berada di sana, apakah bisa bapak
memberikan gambaran tentang keadaan teater tradisional di sana pak.
Jika di lihat dari
kampus Hakauu Trecht itu merupakan kampus seni yang di perhitungkan di Belanda,
karena mengedepankan teater yang bersifat modren.
·
Kalo saya boleh tau, bapak sebelumnya pernah
mentas di luar negri gak pak?
Tidak, ini perdana
saya pernah pentas di luar
·
Nah untuk pentas perdana di luar negri ini,
bapak merasa ada perbedaan melakukan pementasan di luar dengan di dalam negri?
Ya tentu saja ada.
·
Kalo
begitu apa perbedaan yang bapak rasakan?
Saat bermain, saya
melihat panggung yang ada dibelanda lebih pada bentuk panggung arena, Namun
saat saya bermain, terlintas pikiran bahwasanya saya merasa pada posisi
menghujat mereka karena saya merasa kembali pada memori lama tentang sejarah Indonesia
yang pernah di jajah selama 350 tahun oleh Belanda. Ada semacam tedensi atau
semacam kepentingan untuk menyerang kembali mereka kerena ada beban sejarah
yang tidak di alami sendiri secara tidak langsung di lontarkan kembali. Di luar
pertunjukan saya sedikit bercerita tentang Amsterdam bahwasanya amsterdam di
jadikan jatung kota metropoli memang dijadikan
sebagi kota bebas berekspresi, saya melihat di kota itu ada ruang untuk para
pengamen, penyanyi yang menggunakan kontum tokoh yang di pandang heroik dI tengah
masyarakat, maka saat itu saya merasa benar – benar ada perbedaan antra kita
dan mereka.
·
Sebelumnya bapak pernah bermain teater tubuh?
Ya, jauh sebelumnya
saya sudah bermain teater tubuh. saya mengenal tetaer tubuh waktu tahun 1996,
di SMA INS kayu tanam ketika itu saya menjadi kru di proses menunggu, karya pak yusril ketika selesai
latihan saya mencona untuk berekspresi
memainkan property yang, ketika itu pak yusril diam - diam mengintip saya
melakukan gerak eksplorasi dengan properti yang ada. Setelah kembali dari
pekanbaru pak katil langsungmengajaksaya bermain teater dengan judul yang sama. Maka
disanalah pertama kali saya bermain teater tubuh..
·
Apakah bapak ada keinginan untuk kembali
bermain atau membuat karya tentang teater tubuh?
Terakhir saya
menggarap teater tubuh pada tahun 2008 zonax, sebelumnya ada dunia dalam mesin
jahit, tapi enegri 2 teater tubuh yang di berikan kepada akor masih ada pada
saya dan saya rasanya saya ingin kembali lagi namun saat ini saya sedang
menjalankan proses teater dengan memerankan monolog.
·
Menurut pandangan bapak pribadi untuk bisa
tampil teater diluar negri itu seperti apa pak?
Menurut saya
sebenarnya, seperti pengalaman saya mengikukti Ipam yaitu ada sebuah bayer rata
– rata direktur festifal yang ada diluar negri datang untuk menonton
pertunjukan, maka jika direktur tertarik dengan karya tersebut maka karya itu
akan diajak ke luar negri. Maka itu tergantung pada selera orang yang akan
menarik ke luar negri sepeti direkturtadi.
·
Perihal pertunjukan karya teater apakah memungkinkan
jika teater yang menggunakan dialog dapat pentas ke luar?
Bagaimanapun untuk
dialog, sebenarnya teater yang berbasis pada dialog berasal dari tradadisi
barat, maka jika kita membawa pertunjukan kesana mereka tidak melihatsesuatu
yang beda kecuali sesuatu yang yang bersifat
eksotik semacam nilai estetis menurut mereka. Susah sekali untuk membawa
pertunjukan teater dengan menyandingkan naskah lakon ke luar negri karenaa persoalan ada pada
bahasa, karena, naskah besar yang ada di indonesia banyak di adaptasi dari
naskah luar. Jadi meilhat pertunjukan yang akan di bawa keluar negri justru pertunjukan
yang tidak sebatas apa yang di inginkan atau diketahui oleh orang luar terhadap
kebudayan tradisional kita.
·
Menurut bapak, apakah dengan telah go
internasionalnya pertunjukan pagar ini, akan membuka peluang bagi karya teater
lainnya untuk menyusul keberhasilan pertunjukan pagar ini pak?
Jika bicara peluang
pasti ada, namun disini kita bicara masalah jarak, waktu dan penantian terhadap
giliran, kecuali pimpinan menarik bahwasanya memang pertunjukan teater yang
layak dibawa ke luar negri.
·
Apakah pertunjukan pagar merupakan pertunjukan
perdana dari jurusan teater yang dibawa keluar negri pak?
Ya,
·
Dengan telah pentasnya pertunjukan pagar di
belanda. apa keinginan bapak untuk kedepannya terhadap karya - karya teater di
jurusan teater ISI Padangpanjang ini pak khususnya dalam karya teater tubuh?
Bagaimanapun hibahseni
yang menjadikan pagar sebagai perwakilan dari teater, secara tidak langsung nama jurusan teaterpun
terangkat. Sebenarnya, saya tidak ingin dalam pengeriatan tempang pilih bagi
saya pembelajaran untuk mahasiswa sama semuanya, jadi bagi saya setiap
mahasiswa teater yang ada di ISI Padangpanjang memiliki potensi yang bisa dikembangkan.
·
Apakah bapak ada keinginan untuk pentas
kembali ke luar negri?
Ya, tentu saja.
Terimakasih pak
mungkin pertanyaannya saya cukupkan demikian.


Saran: S
BalasHapusKarena tulisan ini telah di Upload, alangkah baiknya dibaca ulang dengan teliti. karena banyak kalimat2 yang rancu. Mengingat tulisan tersebut di Publikasikan via Blog, otomatis tulisan ini dikonsumsi publik.
Setelah diperbaiki, dikonsultasikan sama Pembimbing Blog ini..baru setelah itu di Upload lagi. SALAM OLAH RAGA