Rabu, 04 Desember 2013

PERTUNJUKAN TEATER “ BAHTERA “ DI TEATER ARENA ISI PADANGPANJANG



PERTUNJUKAN TEATER “ BAHTERA “ DI TEATER ARENA ISI PADANGPANJANG
OLEH : WINO SARI

Kamis, 28 november  tepat mjam 20.00 WIB teater arena dikunjungi para penonton. Walaupun cuaca saat itu sangat tidak mendukung namun arena tetap dipenuhi oleh para penonton. Kunjungan para penonton ke teater arena ingin menikmati pementasan teater dengan naskah lakkon BAHTERA yang di sutradarai oleh Dharminta Soeryana S.Sn,M.Sn salah satu dosen jurusan teater. Naskah BAHTERA merupakan naskah yang di tulis langsung oleh sutradara adaptasi dari naskah kereta kencana karya Eugene Lonesco Dalam pementasan naskah BAHTERA ini memiliki latar budaya aceh. Hal ini Nampak dalam bentuk garapan hingga unsur yang terkait di dalamnya.  Sutradara Dharminta Soeryana S.Sn,M.Sn dikenal sebagai dosen teater di jurusan teater ISI padangpanjang yang berasal dari tanah, jadi tidak mengherankan jika sutradara terinspirsi untuk membuat sebuah garapa yang berlatar budaya aceh karena dengan memiliki memori yang kental tentang kebudayaan aceh sutradara dapat mengembangkan garapan dari adaptasi sebuah naskah luar. 
Pementasan BAHTERA dimulai dari pukul 20.30, meleset dari perencanaa awa. Hal ini disebebkan karena beberapa alasan karena keterlambatan tim pengamat untuk memasuki ruang teatet arena, karena pementasan ini diwadahi oleh  lonesco Yang memang ditujukan pada para dosen. Di lihat dari kesiapan timprodusi pada jam yang yang telah direncanakan seluruh tim yang terlibat telah siap seblumnya. Namun karena beberapa hal tersebut maka seluruh tim terlibat harus menunggu.
Pementasan BAHTERA dimainkan dengan 2 orang tokoh yang berperan sebagi sepasang suami istri yang telah hidup selama 200 tahun namun kedua pasangan ini tidak memiliki keturunan.  Garapan yang berlatar budaya aceh sangat kental dalam garapan ini. Pada awal adegan Nampak tokoh kakek yang sedang berdiri disebuah ayunan sambil mengayunkan ayunan tersebut si kakek bernyanyi dengan menggunakan bahasa aceh. Ternyata nyanyia tersebut merupakan sebauh dendang penghantar tidur  anak bagi masyarakat aceh. Dodo aidi itulah nama yang disebut oleh masyarakat aceh sebagai dendang penghantar tidur anak. Adegan awal sutradara telah menonjolkan unsur budaya aceh di tambah dengan isian music yang bernuansa aceh. Berlanjut pada adegan berikutnya sutradra juga menghadirkan alat music rafai salah satu alat music yag berasal dari aceh yang lebih menariknya sutradara membuat si aktor  untuk bersentuhan langsung dengan alat music tersebut. Hingga akhir pertunjukan nuansa aceh tetap ada dan tidak luntur sedikitpun.
Menariknya, dalam penataan setting sutradara menhadirkan baberapa puluhan boneka di atas panggung. Beberapa boneka ada yang di gantung dan ada yang tebarkan di lantai panggung. Pertunjukan berjalan dengan lancar, keseriusan aktor saan berperan di atas panggung membuat kenikmatan terhadap pertunjukan ini makin terasa. Beberapa adegan atau lakuan konyol yang di hadirkan oleh para tokoh  beberapa kali memancing ketawa penonton. Intesitas aktor bermain di ataspanggung Nampak dari respon para penonton saat aktor menghadirkn adegan konyol para penonton spontas tertawa. Bukti intensitas aktor dalam bermain di atas panggung , penonton terhipnotis saat kedua tokoh menghadirkan suasan kesedihan hingga penontonpun larut dalam kesedihan itu. Memang beberapa penonton ada yang mengeluarkan air mata saat si tokoh mencoba mengajak penonton larut dalam kesedihan dengan lakuan yang di lakukan si tokoh di atas panggung.
selesai pertunjukan dilanjutkan dengan forum diskusi, langsung di hadiri oleh tim pengamat. Sesi diskusi dilakukan guna mengevaluasi pementasan yang telah berlangsung.Sesi diskusi di buka langsung oleh moderator yaitu kak rima salah satu mahasiswa angkatan 2011. Kak rima di percaya oleh sutradara untuk memimpin diskusi.
Awal pembukaan diskusi moderator langsung membuka sesi pertama, dengan memberikan kesempatan kepada siapa saja yang ingin bertanya ataupun menanggapi perihal pertunjukan yang telah berlangsung. Begitu juga dengan sesi kedua dan ketiga penonton berhak bertnya maupun menanggapi perihal pertunjukan yang telah berlangsung.
Salah satu penonton yaitu Haffifudin yang menjadi salah satu mahasiswa teater angkatan 2012 mengomentari perihal pertunjukan, Bg Hafif merupakan mahasiswa yang berasal dari aceh tentu mengetahui banyak perihal budayanya tersebut. Dalam tanggapannya Bg Hafif memeberikan komentar atas pertunjukan Bahter berdasarkan wawasan yang ia ketahui. Beberapa tanggapan lain juga datang dari para dosen sepeti pak riko yang menanggapi tentang property boneka di atas panggung. Diskusi berlanjut hingga sutradara juga kembali mennggapi komentar dari para penonton dan semua komentar ditanggapi baik oleh sutradara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar